Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan di tengah ketidakpastian global yang terus terjadi, perekonomian nasional masih tetap terjaga, salah satunya karena permintaan domestik yang tetap kuat dan kinerja investasi yang solid.
“Ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,04 persen pada kuartal IV-2023 dan 5,05 persen secara full year pada tahun 2023. Capaian ini merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 lainnya," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, atau melampaui target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp1.400 triliun (101,3 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.
Capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2023 itu tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan capaian tahun 2022 yang mencapai Rp1.207,2 triliun. Lana menuturkan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan juga masih akan tumbuh positif di atas 5 persen dengan baseline sekitar 5,12 persen.
Menurut dia, kinerja positif perekonomian Indonesia tersebut didukung oleh kinerja perbankan yang tetap solid. Intermediasi perbankan berjalan dengan baik yang ditopang oleh permodalan yang tebal dan rasio gagal bayar yang terjaga.
"Intermediasi perbankan terus tumbuh positif. Per Desember 2023 kredit tumbuh 10,38 persen year on year (yoy) sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3,73 persen yoy.
Di sisi lain, per Desember 2023 NPL gross berada pada level yang terkendali sebesar 2,19 persen dan permodalan bank tetap kuat dengan CAR sebesar 27,69 persen. Lebih lanjut ia mengatakan industri perbankan Indonesia saat ini tumbuh solid yang ditunjang oleh permodalan yang tebal.
"LPS akan senantiasa menjaga kepercayaan nasabah melalui pelaksanaan tugas dan fungsi LPS, serta melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan semakin banyak masyarakat yang memahami peran dan fungsi LPS, maka risiko terjadinya bank run akan dapat diminimalisir," tuturnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran secara kumulatif (c-to-c) pada 2023.
“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan kumulatif tahun 2023 dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,55 persen,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/2).
Baca juga: Kinerja intermediasi perbankan terus membaik
Baca juga: Perbankan harus membantu perekonomian Indonesia agar tumbuh lebih tinggi
Baca juga: Kinerja intermediasi perbankan terus membaik
Baca juga: Perbankan harus membantu perekonomian Indonesia agar tumbuh lebih tinggi
Ia mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga terus tumbuh karena inflasi yang terkendali dan daya beli masyarakat yang terjaga. Sektor pariwisata yang mulai pulih selama libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru mendongkrak konsumsi rumah tangga melalui operasional restoran dan hotel.
Selain itu, sektor transportasi dan komunikasi juga tumbuh tinggi seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan pembelian sepeda motor.