Tekanan Turki lebih besar daripada Georgia sebagai debutan

id Willy Sagnol,Georgia,Khvicha Kvaratskhelia

Tekanan Turki lebih besar daripada Georgia sebagai debutan

Pelatih kepala Georgia asal Prancis Willy Sagnol berbicara dengan para pemainnya selama sesi latihan di Kejuaraan sepak bola Eropa UEFA Euro 2024, di Stadion Velbert di Velbert, Jerman bagian barat pada Senin (17/6/2024), menjelang pertandingan grup pertama mereka melawan Turki. (ANTARA/AFP/Ina Fassbender)

Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Georgia Willy Sagnol merasa tidak gentar menjelang timnya yang akan menjalani debut di Euro atau Piala Eropa melawan Turki pada laga perdana Grup F  di Signal Iduna Park, Dortmund pada Selasa (18/6) pukul 23.00 WIB.

Hal ini dikatakan Sagnol karena ia merasa tekanan berada di pihak Turki sebagai negara yang tampil keenam kalinya di Euro tahun ini. Georgia menjadi satu-satunya tim debutan di Euro 2024 setelah mereka lolos melalui perjuangan babak play-off menyingkirkan juara edisi 2004 Yunani.

"Ini pertandingan pertama kami, tapi ini juga pertandingan pertama Turki, dan saya yakin tekanan mereka lebih besar dari kami," kata Sagnol, dilansir dari laman resmo UEFA, Selasa.

Sagnol membawa skuad Georgia yang nantinya akan dipimpin bintang Napoli Khvicha Kvaratskhelia yang saat ini memiliki 30 caps dengan 15 gol dan delapan asis. Jika melihat lawan-lawan di Grup F yang diisi kontestan yang semuanya berada di peringkat di atas timnya yang berada di peringkat 75 dunia, di bawah Turki di peringkat 40 dunia, Republik Ceko di peringkat 36 dunia, dan Portugal di peringkat enam dunia, Sagnol merasa cukup percaya diri Georgia dapat "berada di sini untuk waktu lama" di Euro.

Baca juga: Piala Eropa 2024, Mbappe cedera patah tulang hidung
Baca juga: Timnas Rumania meraih kemenangan 3-0 atas Ukraina


"Jika berbicara tentang kekuatan Turki, kami bisa berada di sini untuk waktu yang lama, karena mereka memiliki banyak pemain bagus dengan kemampuan teknis yang hebat. Ini akan menjadi tantangan besar bagi kami," kata legenda Bayern Muenchen itu.

Lebih lanjut, Sagnol mengatakan setelah memastikan lolos ke Euro 2024, ia dan timnya merasa seperti menjalani mimpi. Oleh karena itu, menurutnya mimpi pasukan Jvarosnebi (tentara salib) "harus berakhir pada titik tertentu" dan tidak hanya sebatas sebagai "anak bawang" di pergelaran empat tahunan antar negara Eropa saja.