Aceh Besar belajar peternakan di Lombok Barat

id Aceh Besar Lombok Barat

Aceh Besar belajar peternakan di Lombok Barat

(1)

Selain silaturahim, secara khusus kami bermaksud untuk menggali dan belajar tentang pertanian dan beternak yang baik serta bagaimana menjalankan manajemen kelompok ternak
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Aceh, belajar tentang peternakan dari kelompok peternak di Desa Selat dan Sembung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Rombongan yang terdiri atas unsur kecamatan, kepala desa dan kelompok tani tersebut diterima Staf Ahli Bupati Bidang Sumber Daya Manusia dan (SDM) Aparatur H Mahyudin dan Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lombok Barat, Sakri di Lombok Barat, Senin (23/4).

"Selain silaturahim, secara khusus kami bermaksud untuk menggali dan belajar tentang pertanian dan beternak yang baik serta bagaimana menjalankan manajemen kelompok ternak karena di Aceh Besar, peternakan masih menggunakan pola tradisonal," kata Munawir selaku ketua rombongan.

Ia mengatakan kunjungan ke Lombok Barat merupakan hasil hasil koordinasi Pemerintah Provinsi Aceh ke Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu.

Kabupaten Lombok Barat juga merupakan kabupaten yang masuk 10 besar penyumbang ketahanan pangan nasional karena memiliki lahan pertanian seluas 17.340 hektare yang sebagian besar berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Lingsar, Narmada dan Gerung.

Selain perairan yang baik, kondisi tanah juga sangat mendukung untuk lahan kering yang sebagian besar di wilayah selatan Lombok Barat dengan luas lahan 22.000 hektare.

"Lombok Barat juga memiliki ribuan kelompok tani yang tersebar di semua kecamatan, terdiri atas kelompok tani pangan, holtikultura, ternak dan perkebunan," ujarnya.

Ketua Kelompok Patuh Angen, Ali Sahid, memaparkan bahwa kelompoknya terbentuk sejak 2005. Bahkan sebelum Pemerintah Provinsi NTB membuat program "Bumi Sejuta Sapi" (BSS).

Jumlah anggota kelompok pada awal pembentukan sebanyak 20 orang dengan modal awal Rp300 juta yang diberikan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

"Dengan antusias masyarakat yang tinggi, kini anggota kelompok kami menjadi 80 orang dengan populasi sapi sebanyak 240 ekor," tuturnya.

Ia menjelaskan dalam pemeliharaan sapi, semua anggota kelompok menerapkan pengelolaan sistem 1-1-4 yang berarti satu induk satu anak selama setahun dan itu berjalan selama 4 tahun.

Sistem pengelolaan tersebut dianggap berhasil karena sebagian besar anggota kelompok yang nol pendidikan terbukti ekonominya meningkat.

"Dari beternak sapi, anak-anak dari anggota kelompok saya bisa sekolah hingga kuliah dan sebagian besar anggota kelompok bisa menaikkan ekonomi keluarga," ucap Ali.

Setelah mendapatkan informasi tentang peternakan, rombongan dari Pemkab Aceh Besar kemudian melanjutkan kunjungan ke Dusun Montong Daye di Desa Selat.

Mereka bertemu dengan Kelompok Tani Patuh Karya, yang menerapkan pola tanam padi tiga kali setahun. Hasilnya, kelompok ini termasuk sebagai salah satu penyumbang surplus beras di Kabupaten Lombok Barat. (*)