Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar pekan apresiasi budaya (PAB) dalam rangka melestarikan budaya dan seni tradisional di daerah setempat.
"Pekan apresiasi budaya ini diselenggarakan selama tiga hari, dimulai tanggal 11-13 September 2024," kata Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu di konferensi pers di Lombok Utara, Rabu.
Ia mengatakan pekan apresiasi budaya diharapkan dapat melestarikan budaya lokal dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni tradisional.
Oleh karena itu, kegiatan tersebut memiliki berbagai rangkaian seperti pawai budaya, festival Gendang Beleq, pentas malam dan dialog budaya.
"Kegiatan ini merupakan sarana penting untuk mempromosikan seni tradisional Lombok Utara dan menjaga identitas budaya yang dimiliki," katanya.
Salah satu kegiatan unggulan pawai budaya akan melibatkan lima kecamatan yang ada di Lombok Utara serta Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora). Tema besar pawai budaya tahun ini adalah “Ritus Khas Daerah,” yang mengangkat ritual adat dari setiap kecamatan sebagai tema utama.
"Ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya," katanya.
Selain itu, festival Gendang Beleq akan diikuti oleh 20 kelompok, sementara pentas malam menghadirkan 15 grup kesenian yang siap memeriahkan acara tersebut.
Dialog budaya tahun ini akan membahas "Strategi Implementasi Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Lombok Utara" dan dihadiri oleh 100 tokoh budaya setempat.
Pekan apresiasi budaya 2024 juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, dengan menjadikan seni dan budaya sebagai daya tarik yang dapat meningkatkan sektor pariwisata dan industri kreatif di Lombok Utara.
"Kami ingin menginspirasi masyarakat untuk terus melestarikan dan memajukan kebudayaan, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi para seniman dan pelaku budaya," katanya.
Kegiatan ini akan menjadi momentum penting bagi Lombok Utara dalam merayakan keanekaragaman budaya dan memperkuat identitas daerah melalui seni dan tradisi.*