Masyarakat Wera Bima nikmati BBM satu harga

id BBM Satu Harga,BPH Migas,Pertamina,SPBU Kompak,Kecamatan Wera,Kabupaten Bima

Masyarakat Wera Bima nikmati BBM satu harga

Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Sumihar Panjaitan (kanan), mengisikan bahan bakar minyak ke tangki sepeda motor milik warga di lembaga penyalur program BBM Satu Harga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak 56.841.08 di Desa Tawali, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (31/10). Foto Antaranews NTB/HO/Humas BPH Migas.

SPBU Kompak 56.841.08 di Kecamatan Wera merupakan titik ke-81 penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia
Bima (Antaranews NTB) - Masyarakat Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, bisa menikmati program keadilan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga dari pemerintah karena sudah ada lembaga penyalur di kawasan pegunungan tersebut.

Peresmian lembaga penyalur program BBM Satu Harga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak 56.841.08 dilakukan oleh Sekda Kabupaten Bima, H. M. Taufik HAK, bersama Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Sumihar Panjaitan, dan perwakilan PT Pertamina NTB Sigit Wicaksono di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Rabu.

"SPBU Kompak 56.841.08 di Kecamatan Wera merupakan titik ke-81 penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia," kata Sumihar usai melakukan peresmian.

Ia mengatakan pemerintah melalui BPH Migas sedang gencar melakukan percepatan pemberlakuan satu harga untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) secara nasional sesuai amanah Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2016.

Program BBM Satu Harga adalah satu bukti begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya.

Dalam implementasi program BBM Satu Harga di Kabupaten Bima, pihaknya berharap pemerintah daerah, pengusaha, PT. Pertamina (Persero), TNI dan Polri dapat bekerjasama dalam melakukan pengawasan, tidak boleh ada pelaku industri yang menikmati program BBM Satu Harga ini.

"Hal itu mengingat pembangunan SPBU Kompak di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) bukan merupakan hal yang mudah, mengingat lokasi geografis dan ongkos angkut yang tinggi sehingga perlu dipastikan tepat sasaran peruntukannya," ujarnya.

Di Kabupaten Bima, kata Sumihar, kuota volume JBT untuk minyak solar pada 2018 sebesar 13.444 kilo liter. Sedangkan kuota volume JBKP untuk bensin (gasoline) RON 88 sebesar 25.614 kilo liter.

Realisasi sampai September 2018 adalah sebesar 10.442 kilo liter (77,67 persen) untuk JBT minyak solar dan 20.279 kilo liter (79,17 persen) untuk JBKP bensin (gasoline) RON 88.

BPH Migas akan terus mengawal pelaksanaan program BBM Satu Harga agar mencapai target nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 160 penyalur di daerah tertinggal, terdepan dan terluar yang tersebar di seluruh wilayah NKRI pada tahun 2019.

Realisasi saat ini sudah mencapai 81 penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 77 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 4 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk.

Berikutnya BPH Migas akan meresmikan 33 penyalur hingga akhir tahun 2018.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Bima, H. M. Taufik HAK, mengapresiasi upaya BPH Migas dan Pertamina yang telah membangun SPBU Kompak di Kecamatan Wera yang merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah.

Kehadiran SPBU Kompak tersebut, menurut dia, tentu akan memberikan dampak terhadap efisiensi waktu, tenaga dan efisiensi biaya.

"Dari segi waktu, tenaga dan biaya warga terlayani. Itu lah tujuan pemerintah," kata Taufik sambil mengajak warga Wera menjaga SPBU Kompak karena merupakan objek vital nasional.  (*)