Transformasi Bulog demi penguatan ketahanan pangan

id Bapanas,Bulog,pangan

Transformasi Bulog demi penguatan ketahanan pangan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. ANTARA/HO-Humas Bapanas

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan dukungannya terhadap rencana transformasi kelembagaan Perum Bulog yang merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto, demi penguatan ketahanan pangan.
 

"Kami mendukung transformasi Bulog, karena demi memperkuat ketahanan pangan Indonesia seiring dengan pencapaian visi swasembada pangan dan lumbung pangan dunia," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Arief menekankan urgensi Bulog dalam penyiapan infrastruktur pascapanen dalam kaitan penyerapan produksi dalam negeri.

"Hal yang paling urgent hari ini di Bulog adalah mempersiapkan infrastruktur, khususnya dryer dan SPP (Sentra Penggilingan Padi)," ujarnya.

Dia juga menyebutkan bahwa realisasi pengadaan beras dalam negeri yang dilaksanakan Bulog di 2024 ini telah melampaui capaian pada 2022 dan 2023.
 

Hingga minggu ketiga November 2024 ini, penguatan stok setara beras yang bersumber dari panen petani dalam negeri telah menyentuh angka 1,22 juta ton. Sementara di 2022 ada di angka 994 ribu ton dan di 2023 di 1,066 juta ton.

Arief pun turut membeberkan data komparasi dengan korporasi bidang pangan di India, yaitu The Food Corporation of India (FCI).

Menurut dia, FCI sangat fokus mengelola pangan berjenis grains atau biji-bijian dengan stok yang besar dan tidak untuk kepentingan profit perusahaan.

"Jadi FCI ini memang punya gandum sama beras. Kalau di India itu dia grains gitu, mau gandum, mau apa, pokoknya biji-bijian. Kemudian buffer stoknya banyak, di situ juga offtake hasil pertanian. Penjualan pangannya pasar bebas, tapi tidak untuk profit. Revenue-nya sekitar Rp272 triliun. Anggarannya pemerintah pusat, subsidi harga pangan, pinjaman komersial, dan obligasi, juga penjualan komersial. Ini mengenai FCI," papar Arief.


Sementara kondisi produksi Indonesia, terutama beras, belum mengalami surplus berlebih seperti India atau negara lain.
Sebagai pembanding, lanjut Arief, bagaimana produksi Indonesia dibandingkan India dan negara-negara lain, khususnya beras. Produksi dan kebutuhan Indonesia lebih sedikit. Hal itu berdasarkan data USDA (United States Department of Agriculture) tahun 2022.

"Misalnya kita bicara India, produksi dan konsumsi lebihannya itu ada 21 juta ton. Kemudian negara tetangga kita, Vietnam, kebutuhan 21,5 juta ton, produksinya 27 juta ton, sehingga dia masih lebih sekitar 6 juta ton sebagai food reserve. Jadi urutannya adalah produksi diserap. Kalau masih bisa sebagai food reserve, disimpan. Kelebihannya supaya harga tidak jatuh, maka di ekspor," papar Arief.

Baca juga: Zulhas meminta masyarakat tak khawatir stok pangan menjelang Nataru


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan Perum Bulog akan bertransformasi menjadi badan otonom karena sudah diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Bapanas menyiapkan satu data pangan perkuat koordinasi antarinstansi

"Kita melanjutkan rapat pertama secara resmi mengenai transformasi Bulog. Karena ini sudah diputuskan dalam ratas yang dipimpin Bapak Presiden langsung beberapa waktu yang lalu," ujar Zulkifli usai menghadiri Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (29/11).
Setelah bertransformasi, kata Zulkifli, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat, karena bertugas menjadi penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.


Zulkifli berharap transformasi ini bisa cepat berjalan guna mendukung swasembada pangan yang ditargetkan bisa tercapai pada 2027.