UNIVERSITAS MATARAM PERBANYAK GURU BESAR

id

         Mataram, 4/8 (ANTARA) - Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya memperbanyak jumlah profesor atau guru besar guna meningkatkan harkat dan peringkat lembaga di tingkat nasional dan internasional.
         Rektor Universitas Mataram, Mansur Ma'shum, di Mataram, Selasa, mengatakan, Unram saat ini baru memiliki 31 orang guru besar atau sekitar 30 persen dari 1.000 lebih dosen yang mengajar sejak didirikan pada 1962 lalu. Sebagian besar guru besar tersebut berasal dari Fakultas Pertanian.
         "Jadi sejak berdiri tahun 1962 kita sudah memiliki 31 profesor dan profesor yang pertama kita miliki pada tahun 1989  yakni Profesor Karim Sahidu, sedangkan saya dikukuhkan menjadi profesor pada tahun 2004," katanya.
         Ia mengatakan, dari 31 orang guru besar tersebut yang masih aktif di lingkup Unram yakni sebanyak 28 orang, sedangkan tiga orang sudah tidak aktif karena meninggal dunia, pensiun dan menjadi anggota komisi pemilihan umum (KPU) Provinsi NTB.
         Puluhan dosen yang masih aktif itu tersebar di seluruh fakultas yang ada di lingkup Unram, kecuali Fakultas Teknik.
         "Hanya fakultas teknik saja yang belum memiliki profesor," ujar Ma'shum yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Rektor Unram pada 28 Oktober 2009, setelah dua periode memimpin kampus tersebut.
         Menurut dia, upaya untuk memperbanyak jumlah guru besar di lingkup Unram yakni dengan cara menggenjot para dosen untuk aktif dan rajin melakukan riset atau penelitian di bidangnya setelah menyelesaikan pendidikan strata tiga (S3).
         Hasil-hasil penelitian yang tentunya diakui oleh masyarakat diharapkan akan mampu menjadi penopang untuk meraih predikat akademik tertinggi di dunia pendidikan.
         "Sekarang ini dana untuk penelitian sangat banyak dari berbagai sumber baik di dalam negeri maupun dari luar negeri, tidak seperti tahun 80-an, di mana dana penelitian sangat minim, oleh karena itu para dosen harus bisa memanfaatkan peluang yang ada," ujarnya.
         Berbagai manfaat yang bisa diperoleh dengan menyandang gelar guru besar menurut Ma'shum, adalah dengan menyandang penghargaan akademik tertinggi di bidang pendidikan akan memiliki kebanggaan bagi dirinya, sehingga mampu meningkatkan semangat untuk berkarya lebih banyak dan lebih baik lagi.
         Selain itu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2009, para dosen yang sudah dikukuhkan menjadi guru besar akan menerima manfaat berupa tambahan tunjangan profesional rata-rata sebesar Rp3 juta per bulan tergantung masa kerja dan tambahan tunjangan kehormatan rata-rata sebesar Rp6 juta per bulan atau dua kali gaji pokok.
         "Itu semua adalah ikutan dari apa yang telah dicapai," ujarnya.
         Manfaat lainnya, kata Ma'shum, yakni dengan banyaknya profesor yang dimiliki oleh sebuah universitas akan mengangkat harkat dan peringkat lembaga tersebut di tingkat nasional dan internasional.
         Ia mencontohkan, apabila jumlah profesor di sebuah perguruan tinggi itu sepuluh persen maka pemerintah pusat akan memberikan otonomi dalam pengelolaan riset.
         "Namun, yang paling penting adalah guru besar tersebut mampu bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat pemerintah daerah dan mitra kerja, dengan mengaplikasikan ilmunya untuk kemanfaatan hidup orang banyak," ujarnya. (*)