Dua warga Malang alami luka bakar terkena ledakan petasan

id Ledakan Petasan Malang, RS Hasta Brata, Biddokkes Polda Jatim,petasan,lebaran

Dua warga Malang alami luka bakar terkena ledakan petasan

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki (kanan) didampingi Kepala Polres Batu AKBP Andi Yudha Pranata (kiri) menjenguk korban ledakan petasan yang dirawat di Rumah Sakit Hasta Brata, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (2/4/2025). ANTARA/Ananto Pradana

Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Dua warga asal Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur harus dibawa perawatan di Rumah Sakit Hasta Brata, Kota Batu, lantaran mengalami luka bakar setelah terkena ledakan petasan.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki melalui Kepala Rumah Sakit Hasta Brata Kota Batu AKBP dr Ananingati setelah meninjau kondisi para korban, mengatakan, kedua korban telah menjalani operasi pembersihan untuk mencegah terjadinya infeksi, lantaran menderita luka bakar akibat kejadian tersebut.

"Kondisi korban saat ini setelah pasca operasi pembersihan untuk mencegah infeksi, karena mengalami luka bakar serius hampir 20 persen," kata Ananingati.

Para korban tersebut, yakni A (19) dan satu anak di bawah umur berusia 12 tahun. Keduanya mengalami luka bakar pada bagian wajah, kaki, dan tangan.

Baca juga: Dua warga Lombok Tengah luka parah akibat ledakan petasan 8 kg

Saat ini, para korban masih menjalani perawatan memulihkan kondisinya pasca pelaksanaan operasi tersebut.

Pihak Rumah Sakit Hasta Brata memastikan akan melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangan kesehatan kedua korban tersebut.

"Masih pemulihan karena setelah operasi butuh pengawasan lebih ketat supaya tidak infeksi, karena lukanya robek dan luka bakar," ujarnya.

Oleh karena itu, para korban baru akan diizinkan pulang ketika kondisinya sudah benar-benar dinyatakan pulih secara medis.

"Kalau kondisinya sudah memungkinkan akan kami pulangkan," ucapnya.

Baca juga: Polisi tingkatkan patroli antisipasi perang petasan di Lombok Tengah

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Batu AKBP Andi Yudha Pranata mengatakan mengatakan ledakan petasan tersebut terjadi pada hari H Idul Fitri atau Senin (31/3) sekitar pukul 21.00 WIB.

Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, kedua korban awalnya diduga membuat petasan tersebut dengan membeli bahan dari toko yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Petasan tersebut rencananya hanya akan dimainkan sendiri oleh para korban, bukan untuk dijual.

"Diduga kedua korban membuat petasan atau mercon. Karena kurang padat maka dipadatkan dengan obeng dan palu, sehingga terjadi ledakan. Petasannya tidak untuk dijual," ucapnya.

Baca juga: Petasan diduga sebabkan sejumlah rumah di Jakarta Utara terbakar

Korban bisa memahami bahan dan cara pembuatan petasan dengan cara melihat tutorial dari YouTube.

"Dari YouTube (belajar) membuat petasan. Ledakan juga mengakibatkan rumah korban mengalami kerusakan jendela dan atap rumah," kata dia.

Di tempat yang sama, salah seorang korban berinisial A menyebut petasan itu meledak ketika masih dalam proses pembuatan.

"Tiba-tiba ada percikan api, sudah dapat tujuh petasan dan yang meledak kedelapan, ukurannya sekitar 10 centimeter. Rencananya dimainkan buat besok (Selasa)," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa cara pembuatan petasan didapatkannya dari hasil menonton video di Youtube.

"Ini baru pertama kali, disumet (dimainkan sendiri). Belajar dari Youtube," ucapnya.

Baca juga: Polisi membubarkan massa konvoi dan nyalakan petasan di Jakarta