Liga Italia: Milan gagal masuk empat besar

id Gennaro Gattuso

Liga Italia:  Milan gagal masuk empat besar

Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso. (acmilan.com)

Mataram (ANTARA) - Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso mau tidak mau teringat akan hasil buruk yang diderita timnya dalam Derby della Madonnina melawan rival sekota Inter Milan, yang disebutnya berdampak berkepanjangan hingga mereka gagal finis di empat besar.

Milan menutup musim ini dengan meraih kemenangan 3-2 di kandang SPAL dalam laga pamungkas Liga Italia, pada Senin dini hari WIB, namun mereka tetap berakhir di urutan kelima klasemen akhir dan memperpanjang puasa penampilan di Liga Champions menjadi setidaknya enam musim beruntun.

Tim besutan Gattuso berakhir dengan koleksi 68 poin dan hanya terpaut satu poin dari empat besar, di mana Atalanta (69) dan Inter (69) merebut dua tiket Liga Champions tersisa.

Gattuso menyebut bahwa kekalahan dari Inter dalam Derby della Madonnina pertengahan Maret lalu mempengaruhi mental timnya dalam memenuhi target empat besar klasemen.

"Kami sudah beberapa musim ini tak tampil di Liga Champions, tim ini masih punya banyak hal untuk ditingkatkan," kata Gattuso dalam jumpa pers purnalaga dilansir laman resmi AC Milan.

"Para pemain telah memberikan segenap kemampuan mereka, kekecewaan terbesar kami adalah gagal ke Liga Champions karena selisih satu poin," ujar dia menambahkan.

"Sejak (kekalahan) derby, kami seperti kehilangan semangat," kata mantan gelandang Milan itu.

Baca juga: Kemenangan Milan atas SPAL cuma cukup buat tiket ke Europa

Milan memasuki Derby della Madonnina yang merupakan laga pekan ke-28 dengan menempati posisi ketiga klasemen dan koleksi sementara 52 poin atau unggul dua poin atas Inter.

Namun, Inter meraih kemenangan 3-2 atas Milan dan mengambil alih posisi ketiga klasemen dengan raihan 53 poin.

Kekalahan itu memang mengguncang mental Milan, yang kemudian melewati enam pertandingan berikutnya dengan hanya satu kali menang dan meraih enam poin tambahan.

Ketika Milan menemukan kembali ritme permainan terbaik mereka, musim tinggal menyisakan tiga pertandingan dan tambahan sembilan poin hanya cukup mengantarkan Il Diavolo Rosso ke Liga Europa untuk tiga musim beruntun.