Waisai (ANTARA) - Aktivis dari Fauna and Flora International Indonesia Programme menyeru pemerintah dan warga Raja Ampat menjaga dan melestarikan burung-burung endemik di gugusan pulau di dekat bagian "kepala burung" Pulau Papua di Provinsi Papua Barat tersebut.
"Kami berharap masyarakat Kabupaten Raja Ampat menjaga dan melestarikan enam spesies burung endemik tersebut agar tidak punah," kata Koordinator Keanekaragaman Hayati dan Pengembangan Masyarakat Fauna and Flora International Indonesia Programme Raja Ampat Maurits Kafiar di Waisai, Sabtu.
Fauna and Flora International (FFI) Indonesia Programme menyebutkan bahwa ada 258 spesies burung di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, dan enam di antaranya merupakan spesies burung endemik Raja Ampat.
Maurits Kafiar mengatakan spesies burung endemik Raja Ampat antara lain cendrawasih botak (Cicinnurus respublica), cendrawasih merah (Paradisaea rubra), dan maleo waigeo atau maleo brushturkey (Aepypodius bruijnii) yang biasa disebut warga setempat sebagai ayam hutan.
Selain itu, ia melanjutkan, ada tiga burung pemakan serangga yang terdiri atas Raja Ampat pitohui atau Waigeo pitohui (Pitohui cerviniventris), kofiau paradise kingfisher atau cekakak pita kofiau (Tanysiptera ellioti) dan kofiau monarch atau kehicap kofiau (Symposiachrus julianae).