PEMPROV NTB PERBANYAK LOKASI SASARAN PENDATAAN "PEKKA"

id

          Mataram, 4/12 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) memperbanyak lokasi sasaran pendataan perempuan kepala keluarga untuk memudahkan pelaksanaan program peningkatan kualitas hidup perempuan.

         "Tahun ini, pendataan sudah dilakukan di empat kecamatan dan  tengah diupayakan pendataan di 14 kecamatan lainnya pada tahun 2010 nanti," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan (PP) dan Keluarga Berencana (KB) Provinsi NTB, Hj Ratningdiyah, di Mataram, Jumat.

         Keempat kecamatan yang sudah dilakukan pendataan Pekka itu yakni Kecamatan Lingsar, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Gerung yang berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, serta Kecamatan Jonggat di Kabupaten Lombok Tengah.

         Sementara Pekka didefinisikan sebagai perempuan yang memang sudah menjadi kepala keluarga karena berstatus janda akibat suaminya meninggal, ditinggal kerja suami yang menjadi TKI dan tidak diberi nafkah lahir batin oleh suaminya.

         Selain itu, perempuan yang masih belum menikah tapi sudah harus membiayai kehidupan saudara-saudaranya karena kedua orang tuanya sudah tiada, juga dianggap sebagai Pekka.

         Dari empat kecamatan itu, terdata Pekka sebanyak 3.500 orang atau setiap kecamatan hampir mencapai seribu orang.

         Ratningdiyah mengatakan, secara keseluruhan lokasi sasaran pendataan Pekka di wilayah NTB mencapai 119 kecamatan, sehingga membutuhkan waktu dan anggaran yang memadai untuk merampungkan pendataan di ratusan kecamatan itu.

         Khusus untuk pendataan di tahun 2010, Ratningdiyah mengaku sudah mengajukan usulan kebutuhan anggaran sebesar Rp220 juta untuk pendataan Pekka di 14 kecamatan.

         "Dukungan anggaran pendataan Pekka itu akan dibagikan kepada Badan PP dan KB di tingkat kabupaten/kota yang mencakup 14 kecamatan sasaran itu," ujarnya.

         Menurut Ratningdiyah, dari empat kecamatan di NTB yang sudah dilakukan pendataan Pekka, ternyata 56 persen Pekka buta aksara dan sebagian tidak tamat SD.

         Rata-rata usia Pekka di empat kecamatan itu, kata dia, yakni 15-20 tahun namun sudah memiliki anak 2-5 orang.

         "Umumnya mereka tidak memiliki pekerjaan tetap namun terpaksa bekerja serabutan karena suami mereka pun malas bekerja, sebagian suami bekerja sebagai TKI tetapi bertahun-tahun tidak kembali," ujarnya.(*)