JEPANG-AS GELAR LATIHAN MILITER BESAR-BESARAN

id



Tokyo (ANTARA) - Jepang dan Amerika Serikat Jumat melancarkan latihan militer gabungan terbesar yang pernah mereka lakukan di tengah ketegangan di semenanjung Korea, kata kementerian pertahanan Jepang.

Pelatihan bersandi "Keen Sword" (Pedang Tajam) itu untuk memperingati 50 tahun persekutuan Jepang-AS, yang dimulai Jumat sampai 10 Desember mendatang, kata para pejabat.

Latihan itu dirancang sebelum Korea Utara melakukan serangan artileri ke sebuah pulau Korea Selatan pada pekan lalu namun terjadi hanya beberapa hari setelah unjuk kekuatan militer AS-Korea Selatan yang bertujuan untuk mencegah Pyongyang.

Sekitar 34.000 personil militer Jepang dengan 40 kapal perang dan 250 pesawat tempur bergabung dengan lebih dari 10.000 timpalannya dari AS yang didukung 20 kapal perang dan 150 pesawat tempur dalam latihan di lepas pantai kepulauan Jepang selatan.

Manuver-manuver termasuk kepaduan pertahanan udara dan rudal, dasar keamanan, dukungan udara, pelatihan tembakan dengan peluru tempur, pertahanan maritim dan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).

Sekutu-sekutu Pasifik untuk pertama kalinya turut bergabung dengan para pengamat militer Korea Selatan, dalam kesempatan itu Tokyo akan mendemonstrasikan solidaritas di kalangan tiga negara pada saat terjadi ketegangan tinggi di wilayah itu.

Jepang mengirimkan tentara dalam kapasitas sebagai pengamat untuk ikut ambil bagian dalam latihan militer bersama AS=Korea Selatan pada Juli, yang digelar setelah tenggelamnya kapal perang Korea Selatan Cheonan, kapal angkatan laut berbobot 1.200 ton, menurut kementerian pertahanan Jepang.

Satu pemeriksaan internasional menyalahkan Korea Utara atas tenggelamnya Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut Korea Selatan.

Manuver gabungan itu akan lebih besar ketimbang latihan angkatan laut yang di gelar oleh Washington dan Seoul pada pekan ini dalam rangka unjuk kekuatan, setelah Pyongyang menarik perhatian dunia dengan serangan artileri yang mematikan terhadap sebuah pulau perbatasan Korea Selatan.

Jepang telah bersiaga tinggi sejak terjadinya serangan itu, dan Perdana Menteri Naoto Kan menginstruksikan para menterinya untuk tetap berada di Tokyo pada saat pelatihan perang AS=Korea Selatan berlangsung di Laut Kuning.

Jepang sangat bergantung pada Amerika untuk keamanannya karena pihaknya berada di bawah konstitusi pasifis, sehingga militer tidak diperkenankan untuk menyerang musuh wilayah.

Sikap baru China tentang isu-isu wilayah tahun ini juga

menjadi penyebab keprihatinan Tokyo dan negara Asia lainnya di wilayah di mana Washington dipandang sebagai penyeimbang penting.

Setelah serangan 23 November Pyongyang di pulau Yeonpyeong, yang menewaskan empat orang, China telah mengusulkan enam negara yang terlibat dalam perundingan perlucutan senjata nuklir Korea Utara yang macet menyelenggarakan pertemuan darurat tentang krisis tersebut.

Tetapi sebaliknya Amerika, Jepang dan Korea Selatan telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan sendiri di Washington pada 6 Desember dalam menjegal upaya China.

Para anggota lain dari proses perundingan enam-pihak adalah China, Korea Utara dan Rusia.(*)