SISWA SMKN 2 MATARAM ADUKAN KEPALA SEKOLAH

id



          Mataram, 7/2 (ANTARA) - Puluhan orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 mengadukan kepala sekolahnya yang dinilai arogan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.

         Sedikitnya 50 orang siswa yang berasal dari berbagai jurusan itu mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram, ditemani sejumlah guru.

         Para guru yang menemani siswa menyampaikan asprirasinya itu diterima Sekretaris Dinas Dikpora Mataram H. Issin dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Abdul Hamid, sedangkan puluhan orang siswa diajak berdialog oleh salah seorang pengawas pendidikan Kota Mataram.

         Dalam dialogi tersebut, para siswa menyampaikan berbagai dugaan ketidakberesan kepala sekolahnya, Ab, seperti pengelolaan anggaran pendidikan yang tidak transparan, kasus pemukulan siswa dan penggantian wali kelas.

         "Mestinya kepala sekolah tidak main kekerasan. Persoalan bisa diselesaikan dengan cara baik-baik," kata Ali menyampaikan keluhannya kepada pengawas pendidikan.

         Para guru SMKN 2 Mataram yang dimintai keterangannya usai mengikuti rapat dengan sekretaris dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dikpora Mataram, tidak berani berkomentar dan meminta wartawan langsung menanyakan kepada Kepala Dinas Dikpora.

         Sekretaris Dikpora Mataram H. Issin mengaku masalah internal yang terjadi di SMKN 2 Mataram hanya persoalan penggantian salah seorang wali kelas yang merangkap jabatan sebagai koordinator guru olahraga.

         "Itu hak prerogatif kepala sekolah. Mungkin dia menilai bahwa jabatan koordinator guru olahraga tidak bisa dirangkap, makanya kepala sekolah mencari guru lain untuk menjadi wali kelas," ujarnya.

         Mengenai persoalan anggaran pendidikan yang diperoleh oleh SMKN 2 dari APBN dan kasus pemukulan, Issin mengaku para guru yang menyertai para siswa tidak mengungkapkan masalah tersebut dalam rapat.

         Namun ia menegaskan bahwa seluruh anggaran dari APBN dilaporkan ke komite sekolah dan Kementerian Pendidikan Nasional.

         "Mengenai kasus pemukulan siswa kami akan tanyakan langsung ke kepala sekolah. Kami akan panggil dalam waktu dekat untuk menjelaskan masalah tersebut," ujarnya.(*)