Polisi periksa sampel makanan keracunan massal pelajar di Praya Barat

id Keracunan,Makanan,Praya Barat,Lombok Tengah

Polisi periksa sampel makanan keracunan massal pelajar di Praya Barat

Puluhan pelajar di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat diduga mengalami keracunan makanan, Rabu (20/10/2021). ANTARA/Akhyar Rosidi/aa.

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Satreskrim Polsek Praya Barat telah menyita beberapa sampel makanan maupun bahan pembuat tempe Goreng untuk dilakukan uji lab, guna memastikan penyebab keracunan massal pelajar di Sekolah MI Al Basiah Desa Mangkung, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. 

"Anggota telah melakukan olah TKP keracunan dengan menyita bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe goreng, saos yang dijual dan menyerahkan bahan-bahan untuk dilakukan uji Lab ke Dinas Kesehatan Lombok Tengah," ujar Kapolsek Praya Barat, AKP Hery Indrayanto, Kamis (21/10).

Baca juga: Puluhan pelajar di Praya Barat Lombok Tengah keracunan makanan

Ditegaskan, hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan makanan tersebut dan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Selain itu pihaknya juga telah mengambil keterangan korban keracunan maupun penjual. 

"Dugaan sementara penyebabnya keracunan makanan," katanya. 

"Alhamdulillah semua korban cepat ditangani oleh pihak Medis dan secara umum kondisi korban sampai saat ini sudah membaik," ujarnya. 

Sebelumnya, Puluhan pelajar di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat diduga mengalami keracunan makanan, Rabu (20/10).

"Korban telah dirawat di Puskesmas," kata Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono melalui Kapolsek Praya Barat AKP Heri Indrayanto yang di hubungi Wartawan membenarkan peristiwa tersebut.

Ia menjelaskan peristiwa itu bermula pada jam istirahat siswa siswiberbelanja membeli gorengan tempe ditambah saos sambal yang dijual oleh Maini Alias Inaq Sapoan di halaman Sekolah. Berselang 15 menit setelah memakan gorengan tempe saos sambal Siswa/Siswi tersebut merasakan gejala mual, muntah-muntah dan Pusing.

"Sehingga akhirnya keluarga dan warga masyarakat melarikannya ke Puskesmas Mangkung untuk  mendapatkan perawatan medis," katanya. 

Lebih jauh Kapolsek menjelaskan bahwa jumlah yang sedang diinfus  sebanyak 22 orang dengan gejala muntah, mual dan pusing di Puskesmas Mangkung. Selain para pelajar yang keracunan, penjual gorengan juga menjadi korban setelah memakan tempe buatannya.

"Sedangkan yang masih menjalani observasi sebanyak 13 orang  dengan gejala mual, muntah dan pusing," katanya.