Pasar hewan di Lombok Tengah NTB kembali dibuka

id PMK,Pasar Hewan ,Lombok Tengah

Pasar hewan di Lombok Tengah NTB kembali dibuka

Sebuah truk pengangkut ternak saat datang di Pasar Hewan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (ANTARA/Akhyar)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, kembali membuka pasar hewan di daerah setempat, setelah jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) melandai. "Pasar hewan kita buka kembali supaya ekonomi masyarakat bergerak," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufikurahman di Praya, Senin.

Untuk mencegah penyebaran wabah PMK, pasar hewan di Desa Batunyale dan Desa Barebali memang sebelumnya ditutup, karena kasus PMK terus meningkat. Namun, kondisi kasus PMK saat ini terus berkurang atau tingkat kesembuhan cukup bagus, sehingga pasar hewan dibuka kembali. "Pembukaan pasar hewan ini masih dalam tahan uji coba selama dua pekan," kata Taufik.

Ia mengatakan, meskipun pasar hewan telah dibuka, petugas tetap melakukan pengawasan secara ketat terhadap ternak yang masuk ke pasar tersebut. Mulai dari penyemprotan disinfektan, penyuntikan vaksin termasuk tempat karantina hewan bagi ternak yang terindikasi sakit atau terkena PMK.

Baca juga: Kemenko PMK sebut anak-anak fase terpenting imunisasi cegah penyakit
Baca juga: Ternak di lingkar Mandalika disuntikkan vaksin PMK

"Pasar hewan ini dibuka tetap dengan protokol kesehatan PMK," katanya. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membawa ternak yang sakit ke pasar hewan, hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran kasus PMK di Lombok Tengah khususnya.

"Ternak sakit tidak boleh di jual di pasar hewan," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah Berdasarkan data sementara total kasus PMK secara kumulatif mencapai 30.313 ternak yang terdiri ternak sapi 28.449 ekor, kerbau 1424 ekor dan kambing 440 ekor. Sedangkan total ternak yang telah sembuh sebanyak 28.692 ekor dari ternak sapi 26.991 ekor, kerbau 1.340 ekor dan kambing 361 ekor. "Total ternak yang sembuh itu sekitar 94 persen dari total kasus 30.313 ekor, baik ternak sapi, kerbau dan kambing," kata Taufik.