Mataram, 11/3 (ANTARA) - Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia diwajibkan memprogramkan rencana aksi pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor sesuai potensi keunggulan daerah.
"Masing-masing IPHI di daerah harus memprogramkan rencana aksi unggulan dalam pemberdayaan masyarakat sesuai potensi yang ada. Karena itu, pengurusnya harus terbentuk sampai tingkat kelurahan dan desa," kata Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) H Kurdi Mustofa, pada acara pelantikan Pengurus Wilayah (PW) IPHI Nusa Tenggara Barat (NTB) masa bhakti 2012-2017, di Mataram, Minggu.
Mayjen (Purnawirawan) TNI itu melantik H M Sukiman Azmi sebagai kata Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) NTB masa bhakti 2012-2017, berdasarkan Surat Keputusan PP IPHI Nomor: 3.131/skep/PP-IPHI/II/2012, tertanggal 2 Februari 2012.
Dalam kepengurusan IPHI NTB, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dipercayakan sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB H Lalu Suhaimi Ismy sebagai wakil ketua, dan Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Setda NTB H Arsyad Gani sebagai sekretaris.
Sukiman terpilih sebagai Ketua PW IPHI NTB dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) IPHI NTB periode lima tahun berikutnya, pada November 2011.
Kurdi mengatakan, untuk mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya serta sektor lainnya itu, maka kepengurusan IPHI di daerah harus terbentuk secara berjenjang.
Ia pun menginstruksikan PW IPHI NTB untuk segera merampungkan pembenahan kepengurusan IPHI di 10 kabupaten/kota dalam wilayah NTB, dalam waktu dua pekan ke depan.
Setelah pengurus IPHI terbentuk di kabupaten/kota, dilanjutkan dengan pembentukan pengurus di tingkat kecamatan hingga desa/kelurahan, dan diinstruksikan sudah harus rampung dalam waktu delapan bulan atau selama 2012.
"Di Jawa sudah terbentuk sampai kelurahan/desa. NTB semestinya juga bisa karena minat haji di daerah cukup tinggi," ujarnya.
Kurdi juga menginstruksikan implementasi slogan "Haji Sepanjang Hayat" sebagai upaya peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai haji, dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Indikator penerapan slogan "Haji Sepanjang Hayat" itu antara lain IPHI dikenal dan menjadi teladan masyarakat Indonesia, dan selalu berkontribusi untuk kemaslahatan kaum dhuafa.
Ia menyontohkan keberhasilan IPHI di Ponorogo, Jawa Timur, yang membentuk koperasi dan telah memiliki aset sebesar Rp60 miliar, yang mampu mengayomi ribuan nasabah dari kalangan pedagang asongan.
"Kalau mau menjadi pengurus dan anggota IPHI, maka lebih baik memberi daripada menerima, sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Dengan begitu IPHI akan semakin diperhitungkan," ujarnya. (*)