Kerugian dampak bencana ekstrem Kabupaten Bima Rp1,6 miliar

id Cuaca ekstrem ,Bima ,NTB

Kerugian dampak bencana ekstrem Kabupaten Bima Rp1,6 miliar

Salah satu rumah warga di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang rusak dampak cuaca ekstrem, Sabtu (02/11/2024) (ANTARA/HO-Humas BPBD Bima)

Mataram (ANTARA) - Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat jumlah kerugian dampak cuaca ekstrem disertai angin kencang, yang mengakibatkan puluhan rumah warga rusak tersebut Rp1,6 miliar.

"Kerugian material dampak cuaca ekstrem itu sekitar Rp1,6 miliar," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima Muhammad Nurul Huda di Bima, Minggu.



Ia mengatakan, bencana alam hidrometeorologi hujan lebat disertai angin kencang yang melanda beberapa kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu (01/11) siang, dan mengakibatkan sejumlah rumah warga dan bangunan lainnya rusak pada bagian atap.

"Serta beberapa pohon tumbang akibat angin kencang yang disertai hujan lebat," katanya.

Adapun lokasi bencana alam yang terjadi seperti di Desa Belo Kecamatan Palibelo, 11 rumah warga rusak berat, termasuk Kampus STKIP Tamsis dengan perkiraan kerugian Rp270 juta.

"Kemudian Desa Bre sebanyak 6 rumah warga rusak dengan kerugian Rp160 juta dan di Desa Teke 1 rumah warga rusak dengan kerugian Rp30 juta," katanya.

Kemudian, dampak bencana juga menimpa dua desa di Kecamatan Woha, di mana 6 rumah dan 58 gudang penyimpanan garam petani Desa Talabiu mengalami kerusakan dengan kerugian ditaksir Rp450 juta.

Desa Rabakodo 1 rumah warga, 1 gazebo Toko, tempat parkir Toko Biliyoner mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp30 juta dan di Desa Risa dua rumah warga mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp 60 juta.

Sementara di Desa Tonda Kecamatan Madapangga sebanyak 30 rumah mengalami kerusakan berat, 8 rusak ringan dengan kerugian Rp480 juta dan 4 rumah di Desa Mpuri mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp120 juta.

Baca juga: BPBD Kabupaten Bima-NTB salurkan 1,31 juta liter bantuan air bersih

"Sehingga total kerugian akibat angin kencang tersebut diperkirakan sebesar Rp1,6 miliar," katanya.

Ia mengatakan, kebutuhan mendesak bagi warga atau para korban saat ini adalah terpal atau atap seng.

Sejumlah upaya yang telah dilakukan tim BPBD antara lain melakukan koordinasi dengan camat, Kapolsek, Koramil dan desa setempat terkait terdampak dan melakukan pengamatan.

Baca juga: BPBD data dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah

Selain itu, pendataan dan kaji cepat serta penanganan darurat bencana terhadap daerah terdampak dan proses pendataan. Pihaknya juga melakukan koordinasi lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mengenai dampak dan penanganan.

"Masyarakat juga tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan beragam potensi bencana yang terjadi dan melapor langsung ke BPBD Kabupaten Bima," katanya.