Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, khususnya pada 2023. Kepada Antara di Jakarta, Rabu, dia menjelaskan kebijakan tersebut di antaranya triple intervention, yaitu upaya intervensi pada pasar spot valuta asing (valas), Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Kemudian, implementasi Local Currency Settlement (LCS), yaitu mendorong negara di kawasan Asia untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi, agar tidak bergantung pada dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, disiplin devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA), dengan mendorong para pelaku eksportir untuk lebih lama memarkir devisa hasil ekspornya ke domestik, sehingga nilai tukar rupiah akan relatif lebih stabil.
Menurutnya, sebenarnya kondisi fundamental perekonomian Indonesia cenderung solid, yang ditunjukkan dengan surplus neraca perdagangan selama 30 bulan berturut turut . Ditambah, neraca transaksi berjalan juga surplus selama lima triwulan berturut-turut sejak triwulan III-2021. Namun demikian, sentimen pasar keuangan di tingkat global yang dipicu oleh agresivitas The Federal Reservemembuat mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk Garuda.
Baca juga: BI berharap peran aktif pemda kendalikan inflasi pangan
Baca juga: Hadapi 2023 sektor riil andalkan dukungan simpanan komoditas
“Yang perlu diperhatikan, kondisi yang terjadi bukan rupiah satu satunya mata uang yang melemah terhadap dolar AS, tetapi dolar AS yang menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk mata uang negara maju,” kata Josua.
Namun demikian, menurutnya, adanya perkirakan bahwa The Fed tidak akan seagresif tahun ini, akan membuat tekanan dolar AS terhadap nilai mata uang Asia, termasuk Indonesia akan relatif terbatas pada tahun depan. Dengan demikian, seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid, Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan relatif stabil berada di kisaran Rp15.400 - Rp15.600 per dolar AS pada 2023.