BKKPN Kupang menangani penyu mati terdampar di Gili Meno Lombok

id BKKPN Kupang,Gili Meno,Lombok Utara,Penyu Mati

BKKPN Kupang menangani penyu mati terdampar di Gili Meno Lombok

Petugas Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Wilayah Kerja Taman Wisata Perairan Gili Matra melakukan penanganan terhadap seekor penyu yang ditemukan mati terdampar di perairan Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (21/2/2023). ANTARA/HO-BKKPN Kupang

Lombok Utara (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Wilayah Kerja Taman Wisata Perairan Gili Matra melakukan penanganan terhadap seekor penyu yang ditemukan mati terdampar di perairan Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa.

Koordinator BKKPN Kupang Wilayah Kerja (Wilker) Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Martanina, di Kabupaten Lombok Utara, Selasa, menjelaskan penanganan yang dilakukan oleh tim adalah mengubur bangkai penyu di lokasi yang berdekatan dengan lokasi terdampar di Pantai Gili Meno pada pukul 12.00 Wita.

"Penanganan yang kami lakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) untuk menghindari penyakit akibat bangkai penyu membusuk dan mencemari perairan di sekitar," katanya.

Ia menyebutkan bangkai penyu yang ditemukan oleh warga tersebut jenis penyu hijau (Chelonia mydas) berkelamin betina. Penyu tersebut ditemukan dalam kondisi sudah tanpa kepala.

Berdasarkan pengamatan secara visual, kepala penyu terpotong tegak lurus yang kemungkinan disebabkan oleh benda keras dan tajam. Selain itu, tidak ada luka pada bagian tubuh lainnya.

Martanina menambahkan hasil pengukuran morfometrik, penyu memiliki karapas dengan panjang 90 centimeter (cm) dan lebar 83 cm, serta panjang flipper depan 33 cm dan flipper belakang 28 cm sehingga masuk kategori penyu dewasa.

Kondisi karapas penyu saat ditemukan sudah rapuh, mengelupas dan sedikit berbau. Karapas berwarna kuning kehijauan dan cokelat hitam gelap serta tubuh membengkak.

"Berdasarkan kondisi tersebut diperkirakan penyu telah mati lebih dari satu hari atau 24 jam," ujarnya.

Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tramena, Dedy Agung, mengaku menemukan bangkai penyu tersebut bersama beberapa rekannya pada Selasa, sekitar pukul 08.30 Wita. Kondisi bangkai penyu tidak ada kepala, namun badan tidak ada kerusakan.

"Kami menemukan bangkai penyu itu mengapung, kami kira sampah plastik, sampai pinggir ternyata bangkai penyu. Kami lalu melaporkan ke BKKPN Kupang," ucapnya.