Konjen RRT di Surabaya temui Gubernur NTB

id Konjen RRT di Surabaya temui Gubernur NTB

Konjen RRT di Surabaya temui Gubernur NTB

Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya Jawa Timur Yu Hong, menemui Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi, guna menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan pelayanan dan pengawasan warga Tiongkok. (Ko

"Kami ke sini (NTB) untuk silaturahmi karena saya baru menjabat di Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Surabaya, sekaligus membicarakan pelayanan dan pengawasan warga Tiongkok," kata Yu Hong.
Mataram (Antara Mataram) - Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya, Jawa Timur, Yu Hong, menemui Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi di ruang kerja gubernur setempat, Kamis.

"Kami ke sini (NTB) untuk silaturahmi karena saya baru menjabat di Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Surabaya, sekaligus membicarakan pelayanan dan pengawasan warga Tiongkok," katanya setelah melakukan pertemuan di Mataram, Kamis.

Hong mengaku telah menyampaikan kepada Gubernur NTB bahwa belakangan ini semakin banyak warga Tiongkok yang berkunjung ke wilayah NTB, baik sebagai wisatawan maupun investor.

Sebelumnya, keberadaan warga Tiongkok di wilayah NTB dipantau oleh Konjen RRT di Surabaya dan baru dialihkan ke Konjen RRT di Denpasar Bali pada akhir 2013.

"Sekarang sudah ada Konjen RRT di Denpasar, Bali, sehingga Konjen RRT di Surabaya tidak lagi mengawasi keberadaan warga Tiongkok di Lombok dan daerah lainnya di NTB, karena itu tugasnya Konjen RRT di Denpasar," ujarnya.

Hong membenarkan kalau investor asal Tiongkok sudah beraktivitas di wilayah NTB, seperti usaha budi daya tanaman sisal di Pulau Sumbawa.

Sisal merupakan tanaman khas Tanzania yang mampu bertahan di lahan kering dan investor Tiongkok memanfaatkan potensi lahan kering di Pulau Sumbawa.

Bahkan, investor Tiongkok itu telah mengembangkan tanaman sisal sebagai bahan baku pembuatan karpet itu dengan metode sendiri, sehingga hasilnya lebih baik dan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan yang dikembangkan di Tanzania.

"Jadi, bukan hanya wisatawan Tiongkok yang sudah ke wilayah NTB, tetapi juga investor atau tenaga kerja. Warga Tiongkok pun ikut memajukan pembangunan di daerah ini," ujarnya.

Hong mengaku sempat berbincang-bincang dengan Gubernur NTB soal pertukaran warga peserta pelatihan ketrampilan dari Tiongkok dan NTB.

Hal itu berkaitan dengan jalinan kerja sama kedua negara di bidang pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

"Jadi, ini awal yang baik bagi jalinan kerja sama Tiongkok dengan NTB dan daerah lainnya di Indonesia di masa mendatang. Banyak aspek yang bisa dikerjasamakan, seperti di sektor pariwisata selain bidang pertanian," ujarnya. (*)