Pengamat : Tol Laut dapat Mendorong Pemerataan Industri

id Tol laut

Pengamat : Tol Laut dapat Mendorong Pemerataan Industri

Ilustrasi - Tol laut (Ist)

Yang saya amati selama ini, industri besar sulit berharap mendirikan pabrik di daerah yang pasarnya kurang potensial, walaupun daerah itu merupakan sumber bahan baku industri
Mataram,  (Antara) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat Dr M Firmansyah menilai pembangunan tol laut yang digagas presiden Joko Widodo perlu mendapat perhatian utama oleh jajaran pemerintahannya karena dapat mendorong pemerataan industri di Indonesia.

"Yang saya amati selama ini, industri besar sulit berharap mendirikan pabrik di daerah yang pasarnya kurang potensial, walaupun daerah itu merupakan sumber bahan baku industri," katanya di Mataram, Senin.

Dia mencontohkan, Pulau Lombok dikenal memiliki kualitas dan kuantitas rumput laut secara memadai, tetapi industri nasional berskala besar susah diharapkan membangun pabrik pengolahan komoditas tersebut di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu disebabkan biaya membangun pabrik didekat bahan baku akan memakan biaya transportasi tinggi menuju pasar (daerah-daerah maju). Dengan pertimbangan itu, perusahaan lebih memilih membangun pabrik di daerah pasar seperti di Pulau Jawa.

"Apalagi industri lokal, susah secara maksimal masuk pasar nasional karena biaya transportasi yang relatif mahal menuju pasar potensial tersebut," ujarnya.

Menurut Firmansyah, biaya transaksi distribusi barang dan jasa masih relatif mahal, tidak saja karena persoalan biaya moneter, tapi juga persoalan nonharga, seperti keterlambatan akibat jalan rusak, pelabuhan rusak, dan juga kecelakaan di jalan.

Biaya dalam perjalanan menjadi membengkak tidak saja karena biaya operasional resmi di jalan yang harus dikeluarkan pengusaha, tetapi juga berbagai bentuk uang "pelicin" (grass money), untuk oknum petugas, preman dan lain-lain di jalan.

"Biaya-biaya itu akan dapat ditekan bila moda transportasi laut diupayakan. Tidak akan ada preman yang setiap waktu menyetop kendaraan di laut," kata Firmansyah yang juga menjabat Ketua Pusat Kajian Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram.

Jika tol laut terealisasi, dia berharap dapat menjadi bahan pertimbangan investor untuk membangun industri di daerah-daerah terbelakang, namun memiliki bahan baku yang memadai untuk beberapa jenis barang produksi.

Tol laut setidaknya bisa menghubungkan beberapa pulau Kalimantan, Sumatra, Bali, NTB sampai Papua dari dan ke Pulau Jawa, yang menjadi 80 persen pasar industri barang dan jasa di tanah air.

"Oleh karena itu, perlu didorong Presiden Jokowi untuk memprioritaskan pembangunan tol laut sebagai program unggulannya pada lima tahun ke depan, dalam rangka pemerataan pembangunan di daerah," ujar Firmansyah.