Bahasa daerah merupakan sokoguru Bahasa Indonesia

id Bahasa daerah,Bahasa Indonesia,Soko guru Oleh Nirkomala

Bahasa daerah merupakan sokoguru Bahasa Indonesia

Siswa SDN 1 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggunakan baju adat Suku Sasak di Pulau Lombok yakni baju adat "lambung" untuk siswa perempuan dan baju adat "pegon" untuk laki-laki, sebagai bagian memperkenalkan budaya dan bahasa daerah. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Regulasi itu sekaligus untuk mengurangi penggunaan bahasa asing masih marak terutama di fasilitas umum.

Pemerintah Kota Mataram sejak dulu sudah mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di fasilitas publik. Selain penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah juga harus tetap dilestarikan.

Hanya saja, bahasa asing yang digunakan saat ini merupakan sikap adaptif dengan keadaan. Jika tidak beradaptasi dengan perkembangan saat ini, maka secara tidak langsung kita akan tersingkir oleh keadaan.

Kadang-kadang kita dipaksa untuk adaptif dengan perkembangan saat ini, tapi kita berusaha tidak menghilangkan substansi dasar.

Sementara terkait revitalisasi bahasa daerah,  merupakan upaya dalam melindungi dan melestarikan bahasa daerah, sehingga generasi muda mau belajar dan menggunakannya.

Revitalisasi bahasa daerah memiliki prinsip dinamis, yaitu berorientasi pada pengembangan dan bukan sekadar memproteksi bahasa.

Revitalisasi tersebut juga berdasarkan pada adaptasi dengan situasi lingkungan sekolah dan masyarakat penuturnya, regenerasi dengan fokus pada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah, dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya.

Bahasa daerah sesungguhnya merupakan aset dan  sebagai salah satu kekayaan kultural bangsa Indonesia yang berbhinneka.

Karena itu, upaya-upaya pelestarian bahasa daerah harus dilakukan secara nyata dengan melibatkan peran berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.

Bahasa daerah menjadi perekam kearifan lokal, khazanah pengetahuan, kebudayaan, serta kekayaan batin penuturnya. Kepunahan bahasa daerah sama artinya dengan hilangnya aset-aset tak benda yang terekam di dalam bahasa daerah tersebut.