Bahasa daerah merupakan sokoguru Bahasa Indonesia

id Bahasa daerah,Bahasa Indonesia,Soko guru Oleh Nirkomala

Bahasa daerah merupakan sokoguru Bahasa Indonesia

Siswa SDN 1 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggunakan baju adat Suku Sasak di Pulau Lombok yakni baju adat "lambung" untuk siswa perempuan dan baju adat "pegon" untuk laki-laki, sebagai bagian memperkenalkan budaya dan bahasa daerah. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Melalui revitalisasi bahasa daerah diharapkan para penutur muda dapat menjadi penutur aktif bahasa daerah dan pada gilirannya, generasi tersebut memiliki kemauan untuk mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai.

Penyerapan kosakata bahasa daerah, terutama kosakata budaya, merupakan suatu usaha yang harus didukung dalam usaha pengembangan bahasa Indonesia.

Dukungan tersebut layak diberikan karena ternyata banyak sekali konsep yang berasal dari kosakata bahasa daerah yang tidak dapat ditemukan dalam konsep bahasa Indonesia dan kalaupun ada, bentuknya biasanya berupa frasa.

Selain itu, kosakata bahasa daerah juga memiliki ungkapan yang berisi nilai-nilai kearifan lokal yang biasanya hanya dapat dijumpai dalam bahasa tertentu.

Terkait dengan itu, Pemerintah Kota Mataram mendukung upaya pelindungan bahasa dan sastra daerah di Kota Mataram dengan memastikan adanya kandungan muatan lokal pada kurikulum pendidikan yang dipertegas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan pendidikan.

Melalui kebijakan tersebut, diharapkan keberadaan bahasa dan sastra daerah di Kota Mataram khususnya, dan di NTB umumnya bisa terus lestari, dan generasi penerus selanjutnya bisa menjadi penutur aktif bahasa daerahnya sendiri.

Setiap hari Sabtu, anak-anak sekolah dasar di Mataram menggunakan pakaian adat Suku Sasak yang menjadi bagian dari melestarikan budaya dan bahasa daerah.

Dengan demikian, harapannya anak-anak tidak tercabut dari akar budayanya.

Sementara Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat Puji Retno Hardiningtyas mengatakan, salah satu yang menjadi ancaman terhadap eksistensi bahasa Indonesia saat ini adalah penggunaan bahasa asing.