Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat nilai ekspor daerah ini pada November 2015 mencapai 209.805 dolar Amerika Serikat, dengan penyumbang terbesar adalah ikan dan udang senilai 83.768 dolar AS.
"Nilai ekspor ikan dan udang pada November 2015, jauh meningkat dibanding bulan sebelumnya senilai 9.128 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin, di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan sebanyak 17.000 kilogram ikan dan udang tersebut diekspor ke Hong Kong melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, namun surat keterangan asal (SKA) dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB.
"Kami memperoleh data ekspor dari Disperindag NTB sesuai SKA yang dikeluarkan, selain dari data Bea dan Cukai Mataram," ujarnya.
Selain ikan dan udang, kata Wahyudin, NTB juga mengekspor sejumlah komoditas pada November 2015, seperti kelapa segar sebanyak 366.953 kg, senilai 78.673 dolar AS melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, menuju Tiongkok.
Komoditas lain yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak, yakni batu apung sebanyak 336.450 kg senilai 18.180 dollar AS, dengan tujuan Thailand, Malaysia, Tiongkok, Vietnam, dan Singapura.
NTB juga mengekspor perhiasan permata ke Jepang sebanyak 8 kg senilai 15.874 dolar AS melalui Bandara Soekarno Hatta, dan produk keramik sebanyak 754 kg senilai 2.162 melalui Pelabuhan Tanjung Perak menuju Australia.
Komoditas lainnya adalah barang kiriman melalui Kantor Pos Indonesia wilayah Mataram sebanyak 478.069 kg senilai 11.149 dollar AS.
"Barang kiriman melalui Kantor Pos tersebut diekspor ke puluhan negara melalui Bandara Ngurah Rai, Bali dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta," ucap Wahyudin.
Secara umum, kata dia, nilai ekspor NTB pada November 2015 sebesar 209.805 dollar AS, mengalami penurunan 88,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,81 juta dollar AS.
Penurunan tersebut disebabkan turunnya nilai ekspor barang tambang atau galian non migas pada November 2015 sebesar 55,50 persen. (*)