Bantul (ANTARA) - Kelompok masyarakat di kelurahan Srigading, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan desa wisata yang menawarkan permainan kano memanfaatkan aliran Sungai Winongo Kecil yang berada di pinggir sepanjang Jalan Samas.
"Kami sudah mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas Pariwisata, kemudian kami beserta warga ini berkeinginan untuk mendirikan sebuah desa wisata yang kita beri nama desa wisata Banyu Adji," kata Ketua pengelola Desa Wisata Banjoe Adji Sudiman di Bantul, Kamis.
Menurut dia, desa wisata Banjoe Adji telah diluncurkan pada akhir Agustus 2023, dan sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Lurah Srigading, sehingga pengelolaan dan operasional prosedur sudah mendapatkan persetujuan dari desa setempat.
"Kalau untuk anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) sudah ada, dan aturan-aturan internal, kemudian visi misi, profil desa wisata semua sudah disiapkan, dan kita baru proses mendapatkan pengakuan atau pengesahan dari Dinpar Bantul," katanya.
Menurut dia, desa wisata Banjoe Adji menawarkan permainan kano menyusuri sungai Winongo Kecil bagi wisatawan yang berkunjung, dengan tarif sekali perjalanan sebesar Rp10 ribu per orang, dengan durasi waktu kurang lebih 10 menit.
"Untuk tarif wisata kano sementara baru promo hanya Rp10 ribu per orang, satu kano bisa untuk satu orang, atau dua orang. Menyusuri sungai dari Dam Samas ini sampai Jembatan Abang, kurang lebih satu kilometer. Ini sungai Winongo Kecil yang tidak surut meski musim kemarau," katanya.
Dia mengatakan, untuk sementara ini operasional wisata kano di Sungai Winongo Kecil dibuka pada libur akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu, dengan perahu kano yang disiapkan sebanyak tujuh kano, yang didanai dari Dana Keistimewaan (Danais) Pemda DIY.
"Kami karena keterbatasan sementara ini hanya buka Sabtu Minggu, pengunjungnya sekitar 30an per hari. Yang datang kebanyakan dari sekitaran Bantul, kemudian sebagian dari luar daerah seperti dari Magelang Jawa Tengah juga ada," katanya.
Terkait standar keamanan, kata dia, pengelola sudah membuat SOP (standar operasional prosedur) untuk keselamatan, sehingga wisatawan mau tidak mau kalau naik perahu kano harus pakai helm, jaket pelampung, dan tidak boleh ugal-ugalan berdiri di atas kano.
Baca juga: Wisata kano dipindah ke Danau Kalpataru karena Sungai Sipon\
Baca juga: Wisata Taman Asreboyo Surabaya dilengkapi wahana perahu air
"Kalau tidak berdiri, kano ini aman tidak akan terbalik. Kedalaman 2,5 sampai tiga meter. Kami sudah kerjasama dengan tim SAR, sehingga kalau banyak pengunjung kami koordinasi dengan tim SAR. Kebetulan salah satu pengurus kami juga sebagai anggota SAR," katanya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56