Lombok Barat (Antara NTB) - Para petani di Kabupaten Lombok
Barat, Nusa Tenggara Barat, menyatakan antusias dengan Gerakan
Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi yang dilakukan oleh badan
usaha milik negara karena terbukti meningkatkan produksi padi.
Ketua Kelompok Tani Tenges Enges, Desa Dasan Tapen, Kabupaten
Lombok Barat, Nasrullah, di Gerung, mengaku sangat terbantu
dengan adanya pendampingan dari Petrokimia Gresik sebagai salah satu
badan usaha milik negara (BUMN) pelaksana Gerakan Peningkatan Produksi
Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) di Kabupaten Lombok Barat.
"Ada peningkatan produksi padi rata-rata 1,5 ton per hektare (ha),
dari sebelumnya produksi 6 ton/ha, naik sampai 8 ton, bahkan ada yang
mencapai 9 ton/ha," katanya.
Ia mengatakan, Petrokimia Gresik bersama Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat dan penyuluh mengawal petani untuk menerapkan pola tanam
padi sistem jajar legowo (jarwo) dengan pemupukan berimbang, yakni
5-3-2 atau 500 kilogram (kg) pupuk organik, 300 kg pupuk phonska dan 200
kg urea.
Petrokimia juga menyarankan para petani menggunakan pupuk plus
hayati untuk merangsang peningkatan jumlah anakan dan malai padi.
"Dulu petani di desa saya menerapkan pola tanam padi tekel dengan
pemupukan 3-2-1 atau 300 kg urea, 200 kg NPK dan 100 KCL per hektare,
hasilnya paling banyak 6 ton/ha," ujarnya.
Kepala Desa Dasan Tapen Alman Faluti, mengharapkan Petrokimia
Gresik bersama TNI AD dan penyuluh terus memberikan pengawalan kepada
petani melalui program GP3K karena terbukti meningkatkan hasil produksi
petani di daerahnya.
"Harapan saya Petrokimia terus memberikan pengawalan secara berkelanjutan," katanya.
Sales Supervisor PT Petrokimia Gresik Wilayah NTB Anang Riyanto
menyebutkan luas lahan tanam padi di Kabupaten Lombok Barat yang masuk
dalam program GP3K Petrokimia Gresik mencapai 3.700 ha pada 2016 atau
lebih luas dibandingkan tahun sebelumnya 3.200 ha.
Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Lembar, Sekotong, Gerung dan Labuapi.
Anang menjelaskan, program GP3K sebenarnya telah dilaksanakan
sebagai impelementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun
2011 untuk menjaga ketahanan pangan negara.
Program tersebut dilaksanakan oleh seluruh BUMN di sektor pertanian, salah satunya PT Petrkomia Gresik.
Khusus untuk Petrokimia Gresik, luas lahan GP3K pada 2016 sudah
mencapai 650 ribu ha, tahun lalu 400 ribu ha dengan rata-rata
peningkatan produksi mencapai 1 ton/ha. Lahan tanam tersebut tersebar di
lima wilayah kerja, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan Nusa
Tenggara Timur.
"Kami tidak memberi bantuan dalam bentuk uang kepada petani binaan,
tetapi yang diutamakan adalah pengawalan teknologi tanam dan pemupukan
berimbang," kata Anang. (*)
Petani Lombok antusias dengan GP3K Petrokimia
"Bantuan yang diutamakan adalah pengawalan teknologi tanam dan pemupukan berimbang"