Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Kepala sebuah rumah sakit di Jalur Gaza pada Senin mengatakan ada 10 ribu pasien kanker yang sangat membutuhkan obat-obatan setelah satu-satunya RS khusus kanker di wilayah kantong itu ditutup paksa oleh tentara Israel di awal serangan yang menghancurkan Gaza.
"Setelah Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina khusus kanker ditutup paksa, ada sekitar 10 ribu pasien yang menghadapi keadaan yang tidak manusiawi," kata direktur RS itu, Subhi Skaik, dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan bahwa saat ini pasien kanker di Gaza sama sekali tidak bisa mengakses pengobatan kanker. Ia mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk membantu agar RS itu bisa beroperasi kembali dan menyebutnya sebagai "satu-satunya pertolongan bagi pasien kanker di Gaza".
Sebelumnya pada akhir Oktober, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa RS Persahabatan Turki-Palestina harus berhenti beroperasi setelah dibombardir oleh tentara Israel.
Baca juga: Media Israel: Bantuan masuk Gaza hanya penuhi 10 persen kebutuhan
Baca juga: Uni Eropa mendesak jeda baru dalam perang Israel di Gaza
Rumah sakit itu dibangun pada 2011-2017 dengan bantuan dana dari pemerintah Turki dan menjadi satu-satunya rumah sakit untuk perawatan kanker di Gaza. Gedung RS itu memiliki enam lantai dengan kapasitas 180 tempat tidur dan berdiri di atas lahan seluas 34.800 meter persegi.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober. Sedikitnya 21.978 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas dan 57.697 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, termasuk para tentara, menurut Tel Aviv.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Kemenlu sebut Indonesia kecam keras serangan Israel di Kota Rafah
Rabu, 8 Mei 2024 5:39
Hamas setujui usulan gencatan senjata di Gaza
Selasa, 7 Mei 2024 10:06
Senator AS ancam sanksi keras ICC
Selasa, 7 Mei 2024 9:50
Serangan darat Israel ke Rafah "tak dapat diterima"
Selasa, 7 Mei 2024 9:47
PBB kecam penyimpangan kebebasan pers terkait penutupan Al Jazeera di Israel
Senin, 6 Mei 2024 15:36
Gedung Putih belum terima tanggapan Hamas
Jumat, 3 Mei 2024 4:46
Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan
Kamis, 2 Mei 2024 6:47
AS tegaskan penentangan atas serangan Israel di Rafah
Kamis, 2 Mei 2024 6:14