Situs BMKG, Jumat, menyebutkan hujan lebat diprakirakan terjadi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.
Kemudian, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara itu, provinsi yang diprakirakan juga mengalami potensi angin kencang lebih dari 45 km per jam yakni Sumatera Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Info BMKG terjadi hujan lebat berpotensi landa sejumlah provinsi
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengemukakan Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan dapat menjadi salah satu faktor yang memicu cuaca ekstrem di beberapa wilayah.
"Monsun Asia itu mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens," paparnya.
Baca juga: Wilayah NTB diguyur hujan di akhir pekan
Selain itu, kata dia, aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini juga sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.
"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktifitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan," katanya.
Guswanto menambahkan faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan," tuturnya.
Baca juga: Seram! Hujan lebat disertai angin kencang dan lampu padam landa sebagian wilayah NTB
Baca juga: Info BMKG waspada curah hujan tinggi dan angin kencang di NTB
Baca juga: Info BMKG terjadi hujan lebat berpotensi landa sejumlah provinsi
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengemukakan Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan dapat menjadi salah satu faktor yang memicu cuaca ekstrem di beberapa wilayah.
"Monsun Asia itu mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens," paparnya.
Baca juga: Wilayah NTB diguyur hujan di akhir pekan
Selain itu, kata dia, aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini juga sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.
"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktifitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan," katanya.
Guswanto menambahkan faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan," tuturnya.
Baca juga: Seram! Hujan lebat disertai angin kencang dan lampu padam landa sebagian wilayah NTB
Baca juga: Info BMKG waspada curah hujan tinggi dan angin kencang di NTB