Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan pemerintah China menyetujui pengangkatan dua orang uskup di dua provinsi negeri Tirai Bambu tersebut.
"Dalam beberapa tahun terakhir, China dan Vatikan telah menjaga komunikasi dan menerapkan Perjanjian Sementara antara Tahta Suci dan Republik Rakyat China tentang Pengangkatan Uskup, hal ini telah dilaksanakan dengan baik," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis.
Pada 25 Januari 2024, Vatikan mengumumkan penahbisan Pastor Thaddeus Wang Yuesheng sebagai uskup Keuskupan Zhengzhou di Provinsi Henan. Sedangkan pada 29 Januari 2024, Pastor Anthony Sun Venjun ditahbiskan sebagai uskup Keuskupan Weifang di Provinsi Shandong.
"China siap meningkatkan hubungan dengan Vatikan berdasarkan semangat saling menghormati dan dialog yang setara," papar Wang Wenbin.
Mantan ketua Asosiasi Patriotik Katolik China yang didukung negara Uskup Linyi Mgr. John Fang Xingyao diketahui memimpin upacara pentahbisan tersebut.
Baca juga: China siap bekerja sama demi perdamaian dan keamanan
Baca juga: China tak permasalahkan jika Trump kembali jadi Presiden Amerika Serikat
Pentahbisan dua uskup tersebut adalah implementasi dari Perjanjian Sementara tentang pengangkatan uskup di China yang ditandatangani pada September 2018. Kesepakatan itu memungkinkan komunitas Katolik di China untuk memilih uskup dan kemudian meminta Vatikan menyetujui mereka.
Kesepakatan itu kemudian diperpanjang lagi selama dua tahun pada Oktober 2020. Perjanjian tersebut dirancang untuk mendekatkan umat Katolik yang terjebak antara gereja resmi yang didukung negara di China dan gerakan yang setia kepada Vatikan dan Paus sebagai pemimpin tertinggi gereja.
Kesepakatan itu juga memberikan kerja sama yang lebih besar antara Vatikan dan Beijing, sekaligus memberi Paus keputusan akhir dalam penunjukan para uskup China.
Sebelum adanya kesepakatan itu, kedua pihak berselisih soal pengangkatan uskup. China bersikeras bahwa pengangkatan uskup menjadi kewenangannya namun Tahta Suci tentu saja menolak karena pengangkatan uskup menjadi otoritasnya.
China dan Tahta Suci Vatikan diketahui telah memutuskan hubungan diplomatik pada 1951 setelah ada dugaan rencana pembunuhan terhadap pemimpin China yang melibatkan seorang pemuka Katolik. Vatikan juga merupakan satu-satunya negara di Eropa yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan.