PHDI NTB Undang Banjar Antisipasi Pengungsi Gunung Agung

id Gunung Agung

PHDI NTB Undang Banjar Antisipasi Pengungsi Gunung Agung

Dokumentasi - Pengungsi Gunung Agung Terus Bertambah. Pengungsi Gunung Agung beraktivitas di tempat penampungan GOR Suweca, Klungkung, Bali, Jumat (22/9/2017). (ANTARA /Nyoman Budhiana)

"Koordinasi bersama banjar dan organisasi masyarakat (ormas) dimaksudkan agar kita bisa menyiapkan berbagai kebutuhan termasuk lahan pengungsian"
Mataram (Antara NTB) - Parisadha Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat segera mengundang banjar dan organisasi masyarakat untuk melakukan koordinasi terkait antisipasi pengungsi akibat letusan Gunung Agung di Bali karena eskalasinya semakin mengkhawatirkan.

"Koordinasi bersama banjar dan organisasi masyarakat (ormas) dimaksudkan agar kita bisa menyiapkan berbagai kebutuhan termasuk lahan pengungsian, apabila Gunung Agung meletus," kata Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi NTB I Gede Mandera di Mataram, Senin.

Gede Mandera yang ditemui di kantor wali kota mengatakan, sejauh ini PHDI sifatnya sebatas koordinasi dengan ormas dan banjar dan belum pada pembicaraan serius terkait kebutuhan lahan pengungsian.

Akan tetapi, karena eskalasi Gungung Agung semakin mengkhawatirkan, koordinasi itu harus segera dilakukan meskipun pada prinsipnya PHDI siap memfasilitasi warga Bali yang akan mengungsi ke Pulau Lombok atau Pulau Sumbawa.

"Untuk masalah pengungsian ini sebenarnya kami belum berani bergerak karena harus ada pembicaraan antara Pemerintah Bali atau PHDI Bali dengan Pemerintah NTB. Kalau kita jalan sendiri-sendiri kesannya kita melangkahi pemerintah," katanya.

Menurut dia, dengan adanya koordinasi antarpemerintah daerah, bisa memudahkan untuk melakukan pendataan terhadap para pengungsi sehingga dapat ditampung pada lokasi yang akan disepakati.

"Kalau mereka melakukan pengungsian secara individu tanpa ada pendataan, kita juga akan kesulitan memberikan bantuan dan lainnya," katanya.

Karena itu, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan data terkait dengan jumlah pengungsi yang kabarnya sudah mulai berdatangan, dan tinggal di rumah keluarga mereka yang ada di daerah ini.

"Jika sampai saat ini belum ada koodinasi tentang pengungsi dari Pemerintah Daerah Bali, mungkin pemerintah setempat masih mampu menampung warga," katanya.

Sementara terkait dengan penggalangan dana, katanya, sudah dilakukan oleh sejumlah ormas dan banjar. Penggalangan dana tersebut untuk membeli berbagai kebutuhan bagi pengungsi.

"Yang sudah saya lihat, hasil penggalangan dana digunakan untuk membeli selimut, karpet, bahan makanan, kebutuhan anak dan bayi, serta kebutuhan kewanitaan dan lainnya," ujarnya.

Informasinya, kondiisi Gunung Agung, Karangasem, Bali, saat ini berstatus level IV awas. (*)