Lombok Barat (Antaranews NTB) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyasar sebanyak 6.800 orang untuk dijadikan peserta pendidikan kesetaraan dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
"Kami menyiapkan anggaran yang cukup besar bagi 6.800 orang peserta didik untuk `replacement` pendidikan kesetaraan paket A, B dan C," kata Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat H Lalu Saswadi, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 yang mengusung tema "Menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan" di lapangan Mereje Gerung, Rabu.
Pemkab Lombok Barat, kata dia, menempatkan pendidikan dasar sebagai salah satu sasaran utama dalam pembangunan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014-2019, Pemkab Lombok Barat menetapkan aspek pendidikan sebagai indikator utama, yaitu bagaimana meningkatkan rata-rata lama sekolah.
Untuk itu, Saswadi dalam kesempatan itu mengajak untuk terus meningkatkan angka partisipasi sekolah di tengah masyarakat.
"Dengan program pendidikan kesetaraan, kita harapkan angka rata-rata lama sekolah di Lombok Barat, meningkat sehingga indikator IPM semakin membaik," ujarnya.
Tidak hanya untuk pendidikan kesetaraan saja, Pemkab Lombok Barat juga menaruh perhatian yang tinggi kepada para tenaga pendidik dan operator sekolah yang telah berjibaku membantu.
Bila pada 2017, pihaknya menetapkan 1.263 orang untuk diberikan insentif daerah, maka pada 2018 akan tambah lagi dengan 1.087 orang guru tidak tetap dan tenaga operator di SD dan SMP.
"Dengan kita jadikan peringatan Hardiknas sebagai hari yang sangat penuh dengan makna, inspirasi dan motivasi dalam memajukan peradaban nasional melalui pengembangan sumber daya manusia," ujarnya.
Dengan peringatan Hardiknas, ia juga mengajak semua komponen untuk lebih bersemangat dalam hal pembangunan karakter dan pendidikan karakter. Pasalnya, itu menjadi suatu keharusan dalam dunia pendidikan yang tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, tetapi juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun.
Saswadi menambahkan peradaban yang unggul dan mulia dapat dicapai apabila masyarakat juga merupakan masyarakat yang baik (good society).
"Masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan berwatak baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula," katanya. (*)