Ankara (ANTARA) - Setelah terpilih sebagai presiden baru Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake yang berhaluan marxis menyerukan persatuan di antara berbagai kalangan masyarakat di negara itu pada Minggu (22/9).
Dissanayake, yang maju sebagai calon dari partai National People's Power, meraup 55,89 persen suara dalam putaran kedua penghitungan suara pemilihan presiden pada Sabtu. Putaran kedua dilakukan karena pada penghitungan pertama tidak ada calon yang meraih 50 persen suara untuk memenangi pemilihan secara langsung, menurut pengumuman resmi pada Minggu.
Dalam pidato kemenangannya, Dissanayake, pria berusia 55 tahun, mengajak semua warga Sri Lanka, termasuk orang Sinhala, Tamil, dan Muslim untuk bersatu.
Dia mengatakan bahwa "sebuah kebangkitan baru akan muncul dari kekuatan dan visi bersama ini."
"Mimpi yang telah kita jaga selama berabad-abad akhirnya menjadi kenyataan," katanya.
Baca juga: Menaker berharap kerja sama ketenagakerjaan dengan Sri Lanka
Baca juga: Pemimpin Sri Lanka mengkritik penyelidikan parlemen atas kasus bom Paskah
Menurut dia, pencapaian tersebut adalah hasil dari upaya kolektif ratusan ribu orang Sri Lanka.
"Komitmen Anda semua telah membawa kita sejauh ini, dan untuk itu, saya sangat berterima kasih," kata dia di X. "Kemenangan ini milik kita semua."
Dissanayake dijadwalkan akan dilantik sebagai presiden ke-9 negara Asia Selatan itu pada Senin (23/9).
Sumber: Anadolu