Resahkan warga, Badut dan "manusia silver" di Mataram dapat pembinaan

id Dinas Sosial,Kota Mataram,penertiban manusia badut

Resahkan warga, Badut dan "manusia silver" di Mataram dapat pembinaan

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Lalu Samsul Adnan. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan pembinaan terhadap badut dan "manusia silver" yang dinilai mulai meresahkan masyarakat dan mengganggu arus lalu lintas di kota itu.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Lalu Samsul Adnan di Mataram, Selasa, mengatakan, pembinaan yang dilakukan kepada badut dan "manusia silver" tersebut adalah mengarahkan mereka agar beraktivitas di tempat-tempat yang tidak mengganggu ketertiban dan kemanan serta lalu lintas.

"Ketika petugas kami menemukan mereka, kami akan memberikan peringatan, dan teguran. Jika masih saja ditemukan pada titik yang mengganggu, petugas akan langsung tertibkan," katanya.

Hal tersebut disampaikan menyikapi banyaknya keluhan warga terhadap keberadaan badut dan "manusia silver" yang biasanya berada pada titik-titik tertentu seperti di SPBU dan pusat perbelanjaan, kini sudah beraksi di jalan atau di lampu merah.

Aksi mereka itu, tidak hanya mengganggu arus lalu lintas, juga sangat berbahaya untuk keselamatan mereka dan orang lain.

Baca juga: Dinsos: Tak ditemukan penerima bansos di Mataram bermain judi online

Oleh karena itu, lanjut Samsul, setiap satu pekan sekali, pihaknya melakukan rapat koordinasi dengan satuan tugas (satgas) sosial untuk memastikan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Mataram berjalan maksimal.

"Badut dan 'manusia silver' ini merupakan salah satu PMKS yang menjadi atensi kami," katanya.

Dari laporan Satgas Sosial, setiap pekan ada saja aksi badut dan "manusia silver" yang ditertibkan. Bahkan terakhir, sebanyak tiga badut ditertibkan pada Minggu (27/10-2024) di kawasan Jalan Udayana karena dinilai mengganggu keamanan, kenyamanan, dan lalu lintas.

Dari hasil asesmen, badut dan "manusia silver" yang ditertibkan selama ini rata-rata berasal dari luar Kota Mataram bahkan ada dari luar daerah dan yang paling banyak dari Pulau Jawa.

"Kalau pelaku dari warga Kota Mataram, sejauh ini kami belum pernah temukan," katanya.

Baca juga: Dinsos Mataram aktif bantu air bersih ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan

Setelah diamankan, para badut dan "manusia silver" dilakukan asesmen dan pembinaan. Jika mereka dari luar Kota Mataram masih di wilayah Pulau Lombok, Dinsos akan melakukan koordinasi dengan kabupaten asal dan langsung dipulangkan untuk diserahkan ke pihak keluarga dan aparat di wilayah setempat.

Sedangkan jika mereka terbukti berasal dari luar daerah, Dinsos Kota Mataram berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi NTB dan provinsi akan memfasilitasi untuk pemulangan ke daerah asal.

"Tanggung jawab kami sampai menyerahkan ke provinsi sesuai kewenangan," katanya.

Untuk mencegah aktivitas serupa, sekitar 60 satgas sosial di Kota Mataram secara bergantian aktif melakukan pengawasan pada titik-titik tertentu.

"Dengan keterbatasan petugas, partisipasi masyarakat untuk melaporkan ketika menemukan kasus-kasus PMKS sangat kami butuhkan," katanya.

Baca juga: Dinsos Mataram siapkan layanan pengaduan bansos KPM
Baca juga: Mataram siapkan balai rehabilitasi sosial anak