Pemulihan pariwisata NTB pascagempa dinilai cepat

id lombok bangkit,pariwista lombok

Pemulihan pariwisata NTB pascagempa dinilai cepat

Sejumlah penari mementaskan tarian "Bisok Menik" saat penutupan Sail Moyo Tambora 2018 di Pelabuhan Gili Mas, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB, Rabu (19/9). Penutupan Sail Moyo Tambora 2018 yang bertema Lombok Bangkit yang diisi dengan berbagai kegiatan budaya tersebut sekaligus untuk mempromosikan kepada wisatawan bahwa Lombok aman untuk dikunjungi pascagempa.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi. (1) (1/)

Mataram (Antaranews NTB) - Pemulihan pariwisata Nusa Tenggara Barat pascagempa bumi beruntun yang terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2018 dinilai cepat.

Ketua Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata NTB Bangkit, Dr Farid Said di Mataram, Jumat, mengatakan, cepatnya pemulihan pariwisata NTB ini bisa dilihat dari mulai meningkatnya kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata, khususnya di Pulau Lombok, terutama di Kota Mataram, Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Senggigi di Lombok Barat dan kawasan tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno) di Kabupaten Lombok Utara.

"Awalnya pemulihan pariwisata NTB kita perkirakan baru akan terjadi di awal 2019. Tapi, yang terjadi justru lebih cepat, karena memang tidak semua destinasi terkena dampak gempa," ujarnya.

Farid mengakui, dari beberapa destinasi utama yang ada, kawasan tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno) di Kabupaten Lombok Utara yang dinilai paling cepat proses pemulihannya. Hal ini dipengaruhi banyak pelaku wisata di tiga Gili merupakan orang asing. Ditambah kawasan tiga Gili berdekatan dengan Bali, sehingga membantu proses pemulihan di wilayah itu.

"Ini beda dengan Senggigi yang cenderung lebih lambat, karena memang segmen pasar Senggigi lebih kepada menengah ke atas. Beda dengan Trawangan yang menengah ke bawah," terangnya.

Sementara itu, Kota Mataram, menurutnya juga cepat proses pemulihan pariwisatanya. Karena, merupakan kawasan bisnis dan wisata MICE Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition) di NTB. Begitu juga dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah yang tidak terlalu terdampak gempa.

"Secara persentase rata-rata di kawasan Trawangan itu okupansinya mencapai 60 persen, Senggigi masih 20-25 persen dan Mandalika 60-70 persen," sebut Farid Said.

Doktor Farid Said yang juga menjabat Wakil Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok ini, mengakui cepatnya proses pemulihan pariwisata NTB tidak terlepas dari dukungan yang diberikan Kementerian Pariwisata dan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Terutama, dalam meyakinkan pasar bahwa Lombok aman dikunjungi. Melalui acara tablet top di sejumlah daerah maupun luar negeri.

"Selain itu kita juga mendapat dukungan anggaran dalam proses pemulihan pariwisata NTB yang nilainya mencapai Rp20 miliar," katanya.

Sementara itu, General Manager Fave Hotel Yono Sulistyo mengakui, pemulihan pariwisata NTB, khususnya di Lombok cepat pascagempa beruntun.Hal ini ditandai dengan mulainya okupansi hotel, khususnya di Kota Mataram.

"Awal gempa memang ada penurunan. Tapi masuk September hunian kamar di Mataram sudah meningkat. Antara 60-70 persen peningkatannya," terangnya.

Bahkan, dirinya memperkirakan pertumbuhan wisatawan akan terus meningkat menjelang akhir tahun 2018. Karena banyak kegiatan MICE, khususnya kalangan pemerintahan yang menyelenggarakan kegiatan pada akhir tahun.

"Kami optimis bahwa pariwisata NTB akan bangkit," tandasnya.