Jakarta (Antaranews NTB) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya mendorong ekspor industri makanan dan minuman halal yang saat ini merupakan sektor yang potensial dan siap untuk dikembangkan lebih jauh agar membantu kinerja ekspor nasional dan neraca transaksi berjalan.
"Kita melihat berbagai potensi di Indonesia. Halal tourism itu pasti, tapi itu sektor jasa kan. Yang di manufaktur mungkin kita akan prioritaskan beberapa saja, tidak terlalu banyak. Salah satunya yang mau kita dorong adalah makanan dan minuman," ujar Bambang usai menjadi pembicara kunci dalam Komite Nasional Keuangan Syariah Forum di Jakarta, Selasa.
Menurut Bambang, industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling siap dari sisi ekspor dan kapasitas produksi. Bahkan, sejumlah perusahaan bisa membangun pabrik produksinya di luar Indonesia.
"Jadi intinya kita dorong makanan dan minuman. Kalau makanan dan minuman, kita sekarang sudah "exporter" posisinya hari ini," ujar Bambang.
Ia menuturkan secara umum untuk produk halal, Indonesia saat ini statusnya masih sebagai negara pengimpor (net importer) yaitu barang atau jasa yang diimpor lebih besar daripada ekspor. Bambang berharap suatu saat nanti Indonesia bisa menjadi produsen utama produk-produk halal yang bersaing di kancah perdagangan global.
"Sekarang tujuan kita adalah bagaimana membalikkan ini. Jadi ada tahapannya, tahapan akhir tentu kita harus menjadi pemain besar dalam industri halal. Tapi untuk menuju ke sana langkah pertama kita adalah kurangi impor dan paling tidak mulai menjadi "net exporter"," kata Bambang.
Salah satu yang bisa menjadi pasar ekspor potensial bagi produk-produk halal Indonesia yaitu negara-negara di Afrika karena penduduk negara-negara di sana mencapai 1 miliar orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen merupakan penduduk beragama Islam. Laju pertumbuhan penduduk di Afrika juga tergolong tinggi.
Mengenai produk halal yang potensial diekspor ke Afrika, hampir semua produk halal Tanah Air mempunyai potensi. Produk halal yang dapat dikelola untuk dapat berkontribusi positif antara lain sektor industri makanan dan minuman, sektor industri farmasi, dan sektor industri kosmetika.
Selain negara-negara di Afrika, Asia Tengah juga dinilai sebagai kawasan yang masih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pasar produk halal Indonesia. Bambang menilai, untuk menjangkau pasar-pasar potensial tersebut, industri halal di Indonesia harus mampu berorientasi ekspor terlebih dahulu.
Berita Terkait
Reformasi perlinsos diharapkan turunkan tingkat kemiskinan
Jumat, 29 Maret 2024 5:40
Bappenas gagas pemanfaatan data Regsosek
Kamis, 21 Maret 2024 5:45
Gerakan filantropi keagamaan tumbuh pesat 10 tahun terakhir
Kamis, 21 Maret 2024 5:12
Bappenas sebut Indeks Desa akan mulai diterapkan tahun 2025
Selasa, 5 Maret 2024 7:12
Ekonomi RI 2024 diprediksi tumbuh lebih kuat dibanding 2023
Rabu, 31 Januari 2024 20:11
Menteri PPN sebut pengelolaan risiko pembangunan perlu dilakukan bersama
Rabu, 31 Januari 2024 7:49
Menteri PPN sebut situasi kabinet baik-baik saja
Selasa, 30 Januari 2024 19:58
Ekonomi sirkular pilar utama menuju Indonesia Emas 2045
Rabu, 20 Desember 2023 8:23