Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak menggelar puncak perayaan Tahun Baru 2025 guna mengurangi risiko bencana di tengah cuaca ekstrem.
"Pada malam Tahun Baru 2025 Pemkot Mataram sepakat tidak menggelar acara, termasuk hiburan rakyat guna menghindari potensi bencana akibat cuaca ekstrem," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Sabtu.
Sejak awal Desember 2024 wilayah Kota Mataram dan sekitarnya terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi dan lama, disertai petir dan angin kencang. Akibatnya, ratusan warga di kawasan pesisir pantai terdampak banjir rob, belum lagi genangan, dan luapan air sungai serta saluran pada sejumlah titik.
Baca juga: Jaga keamanan, Desk Nataru 2025 disiapkan di Mataram
Oleh karena itu, katanya, dengan tidak adanya perayaan malam pergantian tahun 2025, masyarakat diharapkan bisa fokus menikmati malam tahun baru bersama keluarga dengan cara masing-masing.
"Untuk agenda di pariwisata, terakhir kami sudah menggelar Festival Kuliner Ragi Genep (Bumbu Genap) pada 13-14 Desember 2024, yang merupakan kegiatan penutup di tahun 2024," katanya.
Kendati tidak ada acara seremonial dan hiburan yang siapkan pemerintah, lanjut Cahya, tapi objek wisata di Kota Mataram tetap dibuka tentu dengan pengawasan ekstra dari petugas.
Terutama kegiatan masyarakat yang biasanya merayakan Tahun Baru di sepanjang 9,1 kilometer pantai, seperti di Pantai Gading, Mapak, Loang Baloq, dan termasuk Pantai Ampenan yang sudah rampung direvitalisasi.
"Kami yakin meskipun belum sepenuhnya rampung di tata setelah direvitalisasi, Pantai Ampenan akan menjadi tujuan perayaan tahun baru warga karena ingin melihat spot-spot baru setelah direvitalisasi," katanya.
Baca juga: Dishub siapkan strategi kelancaran lalu lintas saat Nataru 2025 di Mataram
Selain itu pusat-pusat keramaian yang harus diantisipasi adalah sejumlah ruang publik seperti Jalan Udayana, Teras Udayana, Taman Sangkareang, dan lainnya, karena meskipun tidak ada acara tapi kawasan itu pasti akan menjadi tempat berkumpul masyarakat.
Terkait dengan itu, kata dia, untuk pengawasan pihaknya akan memaksimalkan peran satgas pariwisata untuk melakukan patroli pada titik-titik tersebut.
Khusus di kawasan pantai, lanjutnya, akan didukung oleh kelompok dasar wisata (pokdarwis) di masing-masing objek wisata. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk membantu pengawasan di areal pantai.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan skenario pengamanan Nataru 2025
Satgas, Pokdarwis, dan BPBD akan melakukan pemantauan potensi cuaca ekstrem dan mengimbau pengunjung agar tidak terlalu beraktivitas di pinggir pantai.
"Apabila kondisi cuaca sudah tidak memungkinkan, petugas akan meminta pengunjung kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Data dari BPBD Kota Mataram menyebutkan prediksi cuaca dari BMKG menyebutkan cuaca ekstrem kemungkinan besar akan berlangsung hingga akhir tahun. Siklus cuaca yang tidak menentu ini perlu diantisipasi dengan baik, untuk meminimalkan dampak yang mungkin timbul
Baca juga: Tim kesehatan di Mataram disiapkan jelang Nataru 2025
Baca juga: Gerakan pangan murah digelar di Mataram jelang Nataru