BI: Komoditas lokal NTB tak terdampak kebijakan dagang AS

id kebijakan dagang as,tarif dagang as,donald trump,ekspor komoditas lokal,nusa tenggara barat,bank indonesia

BI: Komoditas lokal NTB tak terdampak kebijakan dagang AS

Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap dalam konferensi pers tentang kinerja fiskal, ekonomi, dan moneter Nusa Tenggara Barat di Kota Mataram, Kamis (23/1/2025). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyakini kebijakan tarif dagang Presiden AS Donald Trump tak berpengaruh terhadap komoditas lokal yang diekspor dari Nusa Tenggara Barat.

"Kami melihat produk-produk spesifik mungkin tidak terpengaruh," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap di Mataram, Kamis.

Berry menuturkan kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) hanya berdampak terhadap produk yang bersaing head to head dengan negara tersebut, seperti mobil maupun perangkat elektronik.

Baca juga: Pelaku usaha di NTB dipacu agar berani ekspor komoditas lokal

Selama ini negara produsen yang bersaing secara sengit dengan Amerika Serikat dalam merebut pasar global adalah China.

Menurut Berry, Nusa Tenggara Barat mengekspor produk spesifik yang tidak bisa diproduksi oleh Amerika Serikat seperti komoditas vanili organik.

"Saya melihat AS tidak bisa memproduksi vanili. Jadi, hal ini mungkin tidak terlalu banyak berpengaruh apalagi vanili NTB diekspor ke AS umumnya kualitas tertinggi," ucap ekonom yang pernah bertugas pada BI Jawa Tengah tersebut.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas lokal Nusa Tenggara Barat yang sering dikirim ke Amerika Serikat adalah ikan dan udang, serta produk daging dan ikan olahan.

Lebih lanjut Berry mengungkapkan produk asal Indonesia yang bersaing sengit dengan Amerika Serikat dan berpotensi terdampak kebijakan tarif dagang Donald Trump adalah ekspor bahan kimia dan bahan obat.

Industri bahan kimia dan bahan obat paling banyak berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Sebetulnya paling banyak saingan dengan AS adalah produk kimia dan bahan obat dari Indonesia, sepertinya itu akan kena (dampak)," pungkas Berry.