Pendakian Gunung Rinjani Belum Normal

id Pendakian,Gunung Rinjani,Belum Normal,Gempa Lombok,Pariwisata NTB

Pendakian Gunung Rinjani Belum Normal

Dokumen Sejumlah pendaki Gunung Rinjani menikmati panorama padang edelweis di jalur pendakian Aik Berik, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (Foto Antaranews NTB/HO/BTNGR) (1) (1/)

Memang Rinjani ini destinasi atraksi kita yang paling terdampak pascagempa, selain Islamic Center
Mataram (Antaranews NTB) - Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal mengatakan pascagempa bumi yang melanda daerah itu terdapat dua destinasi yang hingga kini belum dalam kondisi normal yakni pendakian Gunung Rinjani dan Masjid Hubbul Wathan di Kompleks Islamic Center.

"Memang Rinjani ini destinasi atraksi kita yang paling terdampak pascagempa, selain Islamic Center," kata Faozal pada rapat koordinasi (rakor) akselerasi dan sinkronisasi program kepariwisataan Lombok Sumbawa pascabencana gempa bumi di kota Mataram, Rabu.

Ia menjelaskan, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sejak gempa pada Minggu (29/7) hingga kini. Namun, kata Faozal, penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani, hal yang lumrah pada periode Januari hingga Maret karena kondisi cuaca.

"Jika pada tahun-tahun sebelumnya, jalur pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka pada April. Kita berharap pada tahun ini jalur pendakian Gunung Rinjani juga dapat kembali dibuka pada April," ucapnya.

Menurutnya, pendakian Gunung Rinjani harus dibuka. Sebab, sesuai dengan agenda kalender pariwisata dilaksanakan event Rinjani 100.

"Dari laporan yang masuk sudah 4 ribu orang yang daftar ikut Rinjani 100. Kalau ini tidak kita laksanakan, nanti saya yang akan menjadi orang pertama di "bully", ujarnya.

Faozal menyebutkan, Rinjani 100 merupakan ajang wisata olahraga andalan Lombok yang menarik ribuan pelari dari mancanegara. Bahkan, event tersebut sudah mendunia. Karena itu harus siapkan dengan baik. Dengan tidak ada cara lain membuka jalur pendakian Rinjani secepatnya," terang Faozal.

Sementara, untuk kerusakan ringan yang terjadi di Islamic Center NTB akibat gempa juga membuat operasional ikon wisata religi Lombok itu belum dapat beroperasi secara normal.

"Dinas PU sudah menyampaikan pada akhir Februari semua akan normal dan perbaikan sudah selesai. Alhamdulillah kita juga diberikan sumbangan lampu senilai Rp1,5 miliar dari Kemenpar, hampir sama nanti bentuknya dengan Masjid Nabawi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Faozal tidak memungkiri jika kondisi pariwisata NTB saat ini belum sepenuhnya normal. Faozal menilai wisatawan masih trauma dengan bencana gempa yang melanda NTB. Kondisi ini, kata Faozal, diperparah dengan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar yang membuat banyak pembatalan penerbangan dan juga pengurangan frekuensi penerbangan ke Lombok.

"Kondisi ini terjadi di seluruh Indonesia. Memang hampir menjerit pelaku industri wisata yang tentu tidak mungkin menjual paket murah," tambahnya.

Karena itu, Faozal berharap rakor ini bisa mencari solusi atas sejumlah persoalan yang membelit sektor pariwisata NTB saat ini.
"Ini mimpi besar kita untuk membangkitkan kembali pariwisata NTB," katanya.