Tingkat konsumsi ikan di Mataram naik selama Ramadhan

id ikan,konsumsi,mataram

Tingkat konsumsi ikan di Mataram naik selama Ramadhan

ilustrasi (John Soplanit)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat tingkat konsumsi ikan masyarakat di kota ini meningkat pada bulan Ramadhan 1440 Hijriah, dibandingkan konsumsi di luar bulan puasa.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Kamis, mengatakan bahwa sebelum puasa tingkat konsumsi berada angka tiga banding satu (3:1 ), sedangkan  selama puasa ini meningkat menjadi 3:2.

"Artinya, angka 3 adalah stok sedangkan angka 1 dan 2 adalah permintaan konsumen," katanya.

Sujihartini menyebutkan, stok ikan di Kota Mataram selama ini tidak pernah menyusut sebab dengan lima "cold storage" yang ada di Mataram mampu menampung stok ikan hingga 1,7 juta ton, sehingga masyarakat kota tidak perlu khawatir akan kekurangan ikan.

Selama Ramadan, sambungnya, kenaikan tingkat konsumsi ikan di bulan Ramadan dari 3:1 menjadi 3:2 diharapkan bisa mendongkrak tingkat konsumsi ikan di Kota Mataram yang saat ini tercatat sebesar 35 kilogram per kapita per tahun.

"Tingginya permintaan ikan di bulan puasa karena daya beli masyarakat untuk persiapan berbuka dan sahur lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya," katanya.

Selain itu dipicu juga akibat kenaikan harga daging sapi, sementara harga ikan laut dan ikan air tawar relatif stabil sehingga menjadi pilihan masyarakat.

"Untuk mengimbangi kenaikan itu, masyarakat memilih ikan sebagai pengganti menu karena memiliki gizi yang beragam dan berimbang, disamping harga lebih murah meskipun ada kenaikan sedikit," katanya.

Untuk ikan air tawar jenis ikan nila, katanya, biasanya dijual Rp28.000-29.000 per kilogram, di bulan puasa harganya mencapai Rp30.000 per kilogram."Kenaikan harga itu masih dapat ditoleransi karena permintaan meningkat," ujarnya.

Menyinggung tentang upaya meningkatkan konsumsi ikan di Mataram, pihaknya aktif melakukan sosialisasi melalui gerakan "Gemar Makan Ikan", dengan mengundang pihak-pihak terkait termasuk sosialisasi ke sekolah-sekolah.

"Di beberapa pondok pesantren juga sudah kami datangi bahkan kita berikan bantuan program bubi daya dengan sistem 'bioflok', sehingga selain meningkatkan konsumsi ikan, santri juga bisa belajar budidaya, pengolahan dan pemasaran," katanya.