KKP menyalurkan 84,8 juta benih dan calon induk ikan

id KKP,perikanan,bibit

KKP menyalurkan 84,8 juta benih dan calon induk ikan

KKP menyalurkan bantuan 84,8 juta benih dan calon induk ikan berkualitas hingga Desember 2024. ANTARA/HO-Humas Kemenhub

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meningkatkan produksi perikanan budidaya dengan menyalurkan 84,8 juta benih dan calon induk ikan berkualitas ke berbagai daerah hingga Desember 2024.

"Hingga menjelang tutup tahun 2024, telah didistribusikan bantuan benih ikan sebanyak 84,8 juta ekor (itu angka sementara) kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di berbagai daerah Indonesia," kata kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Pria yang akrab disapa Tebe itu menyampaikan bahwa KKP terus berupaya meningkatkan produksi perikanan budi daya. Salah satunya dengan mendistribusikan bantuan benih dan calon induk ikan berkualitas ke daerah.

"Benih ikan dan calon induk ikan yang didistribusikan berasal dari hasil produksi masing masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) yang tersebar di seluruh Indonesia. Komoditasnya merupakan ikan-ikan unggulan,” ujarnya.

Terbaru, sambung Tebe, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam yang merupakan UPT DJPB mengirim calon induk ikan nila sebanyak 3,2 ribu ekor untuk Pokdakan di Bengkulu Utara.

Tebe menjelaskan, program bantuan benih dan calon induk ikan merupakan program prioritas nasional KKP yang bertujuan menstimulus kegiatan budi daya ikan semakin meningkat hasil dan kualitas panen.

Selain itu, agar usaha budi daya berkelanjutan sehingga berdampak positif pada kesejahteraan pembudidaya. Geliat budidaya menurutnya juga sangat penting untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional delapan persen yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

“Upaya menggenjot produksi perikanan budi daya sudah menjadi keharusan KKP dalam mendukung pencapaian target swasembada pangan,” ucapnya.

Dirjen Tebe merinci sejumlah unit kerjanya yang sukses melebih target dalam mendistribusikan benih dan calon induk ikan. Diantaranya adalah BPBAT Tatelu yang sukses mendistribusikan benih hingga 106,56 persen dari target (angka sementara).

Begitu juga dengan di distribusi calon induk ikan kepada Pokdakan berhasil menembus 112 persen dari target (angka sementara). Capaian tinggi juga diraih Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh.

Sampai November 2024, unit pelaksana teknis itu berhasil mendistribusikan benih ikan kakap putih, nila salin, bandeng dan benur udang windu dan vaname dengan total sebanyak 8,3 juta ekor kepada Pokdakan di Aceh dan Sumatera Utara.

Lebih lanjut, Tebe mengatakan bahwa hasil panen perikanan budi daya terbukti mampu memenuhi kebutuhan ikan masyarakat di beberapa daerah. Direktur Ikan Air Tawar Ditjen Perikanan Budidaya KKP Ujang Komarudin menyatakan bahwa selama liburan akhir tahun stok ikan air tawar hasil budidaya aman, baik yang dipasok atau didatangkan dari para pembudidaya setempat maupun dari daerah lain sekitar Banda Aceh.

Ujang mengaku bahwa sebelumnya, pihaknya telah melakukan peninjauan di Pasar Ikan Almahirah, Lamdingin Banda Aceh.

“Meningkatnya minat masyarakat Banda Aceh terhadap permintaan ikan air tawar dan ikan air laut hasil budidaya di Keramba Jaring Apung (KJA) terlihat ramai di Pasar Ikan Almahirah, Banda Aceh menjelang liburan tahun baru,” kata Ujang.

Baca juga: KKP memastikan mutu budi daya ikan produk aman dan bergizi

Menurut Ujang, para penjual ikan mengalami peningkatan permintaan ikan hasil budi daya sudah menjadi tradisi setiap menjelang pergantian tahun. Warga ramai-ramai membeli ikan untuk acara bakar-bakar menu ikan bersama keluarga. Jenis-jenis ikan air tawar dan ikan ikan air laut yang banyak dibeli yakni ikan nila, ikan lele, kakap putih, dan kerapu.

Selain di pasar lokal, peningkatan permintaan ikan hasil budidaya juga meningkat di pasar ekspor. Ujang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survey di lokasi budidaya lobster di Banda Aceh terjadi peningkatan permintaan lobster secara drastis saat natal dan tahun baru.

Baca juga: Revitalisasi tambak Pantura butuh dana Rp78 triliun

“Pembudidaya lobster di Banda Aceh menuai rezeki saat natal dan tahun baru. Melonjaknya permintaan lobster hasil budidaya terus meningkat menjelang tahun baru bahkan kekurangan pasokan. Artinya budidaya lobster merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan,” jelas Ujang.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan budidaya lobster memiliki potensi ekonomi hingga 53 miliar dolar AS pada tahun 2030.