Pemprov NTB minta AMNT menggunakan produk lokal bangun smelter

id Pemprov NTB,AMNT,Pembangunan Smelter,Produk Dalam Negeri

Pemprov NTB minta AMNT menggunakan produk lokal bangun smelter

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat rapat evaluasi progres pembangunan smelter oleh PT. Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) di Ruang Rapat Utama (RRU), Kantor Gubernur NTB, Rabu (6/11/2019). (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah meminta PT Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) memaksimalkan penggunaan material produksi dalam negeri dalam proses pembangunan smelter dan industri turunannya di Kabupaten Sumbawa Barat.

Hal ini mengemuka saat rapat evaluasi progres pembangunan smelter oleh PT. Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) di Ruang Rapat Utama (RRU), Kantor Gubernur NTB, Rabu.

Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, Bupati KSB W Musyafirin, Penjabat Sekda NTB, H. Iswandi dan Asisiten II Provinsi NTB, Ridwan Syah, dan Direktur AMNT Rahmat Makassau beserta jajaran.

"Selain memaksimalkan penggunaan material produksi dalam negeri, tidak kalah pentingnya dalam proses konstruksi dan operasional smelter, agar penyerapan tenaga kerja lokal menjadi skala prioritas juga," kata gubernur.

Gubernur menegaskan, pemerintah saat ini dalam posisi membantu dan akan memfasilitasi segala kebutuhan PT. AMNT untuk mempercepat progres smelter di KSB.

"Kalau ada kendala, segera beritahu kami. Agar kami segera melakukan komunikasi baik di tingkat daerah maupun di pusat," ujarnya.

Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah menilai, progres pembangunan smelter berjalan dengan baik. Mulai dari pembebasan lahan smelter seluas 850,16 hektar. Sedangkan untuk relokasi jalan nasional dan provinsi, alih fungsi pelabuhan Benete ke Pelabuhan Lalar dan regulasi-regulasi lainnya juga berjalan dengan baik. Adapun kendala-kendala yang masih ada, kata Umi Rohmi sapaan akrabnya, meminta agar terus dilakukan komunimasi yang intensif dengan pihak-pihak terkait.

"Secara umum pembangunan smelter sudah sesuai jalur. Dari pembebasan lahan dan regulasi semua berjalan baik. Adapun kendala yang ada lakukan pendekatan persuasif," ujarnya.

Selain itu, Wagub juga menekankan kepada pihak PT AMNT agar konsep pembangunan smelter harus yang ramah lingkungan. Sedangkan yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, Wagub juga meminta agar memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal.

Untuk menyiapkan tenaga kerja dengan skil yang sesuai dengan kebutihan, pemerintah akan membangun kerjasama dengan perguruan tinggi, training dengan lembaga teknik Petrotekno, revisi BLK dan SMK di NTB dan pembangunan Politeknik Pertambangan.

"Prioritas tenaga kerja lokal, lakukan training untuk meningkatkan kapasitas sehingga persentase bisa maksimal diisi tenaga kerja lokal," tegas Wagub NTB.

Sementara itu, Direktur PT AMNT Rahmat Makassau menjelaskan, secara umum progres pembangunan smelter berjalan baik. Pihaknya optimis proses konstruksi akan berjalan baik sesuai waktu yang telah direncanakan.

"Kami menyambut baik diskusi hari ini yang telah berjalan dengan baik dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan Tim Percepatan Pembangunan Smelter yang telah terus mendukung rencana pembangunan smelter sesuai rencana dan secara rutin telah dilaporkan ke pemerintah," ujarnya.

Sementara itu mengenai serapan tenaga kerja, Rachmat menegaskan bahwa perusahaan akan selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam operasi smelter nanti.

"Kita akan prioritaskan tenaga kerja lokal dalam operasi smelter nanti, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 200-300 orang," tegas Rachmat.

Menurutnya, pembangunan smelter ini semata-mata merupakan kewajiban dari Undang-Undang Minerba No. 4/2019. Karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan keekonomian proyek smelter ini karena memang sangat marginal.

"Saat ini Amman Mineral hanya fokus pada pembangunan smelter berkapasitas 1.3 juta ton konsentrat pertahun dan belum fokus kepada industri turunannya," jelas Rachmat.