Mataram (ANTARA) - Kasus terbaru positif Corona Virus Deasese (COVID-19) di Nusa Tenggara Barat berdasarkan laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 NTB hingga Kamis (21/5) didominasi dari Kabupaten Lombok Utara dengan 12 kasus.
"Dari 172 sampel yang diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark sebanyak 150 sampel negatif, lima sampel positif ulangan, dan 17 sampel kasus baru positif COVID-19," kata Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB, HL Gita Ariadi.
Gita mengatakan, dari 17 pasien yang dinyatakan positif tersebut, sebagian besar didominasi dari warga Kabupaten Lombok Utara sebanyak 12 orang, Kota Mataram dua orang, Lombok Tengah dua orang dan Lombok Timur satu orang, sehingga total menjadi 17 kasus baru positif COVID-19.
"Semua pasien positif baru saat ini dirawat di rumah sakit di wilayahnya masing-masing dengan kondisi baik," terang Sekda NTB itu.
Selain munculnya pasien baru positif, di hari ini kata Gita, terdapat tiga warga yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Tiga orang yang dinyatakan sembuh itu, merupakan warga Kabupaten Dompu. Mereka ini terdiri dari pasien nomor 245 inisial A, laki-laki usia 51 tahun warga Kandai 1 Kecamatan Dompu. Kemudian, pasien nomor 247 inisial J, laki-laki usia 34 tahun warga Desa Keramat, Kecamatan Kilo dan pasien nomor 250 inisial M, laki-laki usia 57 tahun warga Desa Matua, Kecamatan Woja, Dompu.
"Dengan adanya tambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif, tiga tambahan sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di NTB sampai hari ini sebanyak 410 orang, dengan perincian 251 orang sudah sembuh, tujuh meninggal dunia, serta 152 orang masih positif dan dalam keadaan baik," jelas Gita Ariadi.
Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan COVID-19 tersebut, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.
"Dengan adanya tambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif maka jelas daerah kita belum aman dari COVID-19, sehingga tidak ada alasan untuk kita semua longgar melaksanakan seluruh protokol pencegahan COVID-19 serta memberikan permakluman terhadap seluruh momen tradisi dan kebiasaan, seperti yang biasa dilakukan masyarakat dalam waktu dekat ini yakni momen mudik dan berlebaran dengan seluruh aktivitasnya. Kita semua tidak boleh lengah dan kendor dalam disiplin," katanya.
Karena itu, lanjut Sekda NTB ini, upaya dari masing-masing pemerintah daerah berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta tokoh-tokoh agama dan masyarakat setempat untuk tidak membiarkan munculnya titik-titik keramaian juga sangat diperlukan agar penyebaran wabah COVID-19 tidak semakin bertambah.