Acara peluncuran buku yang diselenggarakan secara virtual ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), para Kepala Dinas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Keempat buku ini menggambarkan berbagai upaya yang telah dilakukan AMMAN dalam merestorasi dan memelihara ekosistem di wilayah operasi.
Yaitu, Kupu-Kupu Batu Hijau, Capung dan Capung Jarum Batu Hijau, Buku Inovasi dan Adisionalitas Lingkungan 2019, serta Buku 20 Tahun Clean Up Day (CUD) AMMAN dapat diakses melalui tautan ini.
"Kami akan mendistribusikan buku-buku ini dalam bentuk cetak dan digital secara gratis kepada masyarakat luas, dimulai dari institusi pendidikan di sekitar wilayah tambang. Kami meyakini bahwa sikap kita terhadap lingkungan bisa dibentuk mulai dari pendidikan usia dini. Kami berharap dengan ilmu yang AMMAN bagikan ini, semua pihak tergerak untuk berperan aktif dalam memelihara lingkungan," jelas Kartika Octaviana, Senior Manager Corporate Communications AMMAN, Rabu.Buku Inovasi dan Adisionalitas Lingkungan 2019 memaparkan berbagai inovasi dalam pengelolaan lingkungan dan sosial yang diterapkan secara berkelanjutan dan memberikan dampak signifikan, seperti dalam hal pengurangan beban pencemaran dan efisiensi sumber daya.
Salah satu contohnya adalah program optimasi operasional sejak April 2018 hingga Juni 2019 yang berhasil mengurangi penggunaan bahan bakar hingga 1,6 juta liter, mencapai efisiensi energi setara 59,7 Gigajoules, dan mengurangi emisi sebesar 4,2 CO2.
Buku 20 Tahun Clean Up Day (CUD) AMMAN merupakan dokumentasi perjalanan program CUD yang telah berevolusi dari tahun ke tahun. Fokus utama dari program ini adalah pendidikan lingkungan bagi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah di lingkar tambang Batu Hijau.
Sementara Buku Kupu-Kupu Batu Hijau serta Buku Capung & Capung Jarum Batu Hijau merupakan buku yang memperkenalkan keanekaragaman hayati di Batu Hijau. Kupu-kupu memiliki peran yang sangat penting sebagai polinator tanaman hutan reklamasi. Sementara Capung & Capung Jarum memiliki peran sebagai bioindikator kesehatan ekosistem perairan, sehingga dapat terlihat keberhasilan pengelolaan air asam tambang di Batu Hijau.
Apresiasi dari berbagai institusi pemerintah juga disampaikan dalam acara ini, salah satunya adalah dari Ridwan Jamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, KESDM.
"Kami menyambut baik buku-buku ini. Saya yakin tidak ada satu pun di antara kita yang berniat merusak lingkungan. Yang terjadi adalah dinamika untuk memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan anugerah Tuhan dan tanggung jawab sosial kita bagi generasi yang akan datang. Kita semua sebagai pelaku di industri minerba harus senantiasa melaksanakan tanggung jawab ini sebaik-baiknya," ucap Ridwan.
Senada dengan pernyataan tersebut, Dida Mifgar Ridha, Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, KLHK yang hadir sebagai keynote speaker juga mengapresiasi penerbitan buku-buku yang mampu menjadi sarana edukasi untuk meningkatkan kepedulian lingkungan.
"Upaya pelestarian lingkungan bukan hanya merupakan tugas pemerintah, namun membutuhkan dukungan dan keterlibatan dari semua kalangan, termasuk dunia usaha dan masyarakat secara sinergis," tambah Dida.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momen bagi pihak pemerintah, swasta, serta masyarakat untuk bekerja bersama dalam mengurai isu-isu lingkungan hidup. Sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, AMMAN senantiasa mewujudkan keseimbangan antara operasional pertambangan dengan pelestarian lingkungan.
"Produk tembaga yang kami hasilkan diharapkan bisa menjadi katalis untuk berkembangnya teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk melakukan upaya pengembalian ekosistem alam secara bersamaan dengan operasi kami. Segala upaya ini merupakan perwujudan dari visi AMMAN untuk menciptakan warisan terbaik," tutup Kartika.