Menko Airlangga tekankan soal ketahanan pangan seminar G20

id ketahanan pangan global,G20,airlangga hartarto

Menko Airlangga tekankan soal ketahanan pangan seminar G20

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir secara virtual dalam G20 High Level Seminar yang bertajuk “Strenghtening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity” di Bali, Jumat (15/7/2022). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan soal pentingnya kolaborasi global untuk mewujudkan ketahanan pangan saat hadir secara virtual pada forum G20 High Level Seminar di Bali, Jumat.

"Negara-negara G20 perlu berkomitmen untuk bahu membahu dan memperkuat kolaborasi global untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan global," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia mengusulkan ketahanan pangan menjadi prioritas utama dan harus dimulai dari diri sendiri. Ia pun menjelaskan tentang tiga upaya yang dapat dilakukan untuk menguatkan ketahanan pangan sebuah negara. Ketiga upaya tersebut yakni mengurangi sampah makanan, mengembangkan diversifikasi pangan lokal, dan membangun ketahanan pangan dalam jangka panjang.

Untuk mengurangi sampah makanan, Airlangga mengatakan bahwa inisiatif kecil seperti mengubah menu prasmanan ke ala carte dan menyimpan makanan dengan baik dapat memberikan dampak yang signifikan.

Kemudian, tentang pengembangan diversifikasi pangan lokal, Indonesia telah mengembangkan makanan dan industri lokal seperti sagu, sorgum, singkong, dan buah-buahan lokal sebagai upaya optimalisasi potensi pemanfaatan lahan dan pangan lokal.

Baca juga: Survei sebut 78 persen responden setuju Rusia-Ukraina diundang KTT G20
Baca juga: Kementerian Investasi siap pertemuan kedua TIIWG G20


Di sisi lain, upaya diversifikasi pangan lokal dilakukan juga untuk mengembangkan industri pengolahan pangan lokal. Selanjutnya, Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia saat ini juga tengah membangun ketahanan pangan dalam jangka panjang. Indonesia melakukan penguatan yang lebih komprehensif pada rantai produksi pertanian dari hulu ke hilir.

Indonesia mengembangkan corporate farming, closed loop, food estate, dan sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. "Di hulu, pemerintah telah mengembangkan kebijakan untuk melindungi sawah di delapan provinsi seluas 3,8 juta hektare dan akan terus meluas ke provinsi lain," tuturnya.

Sedangkan di hilir, pemerintah memastikan konsumen mendapatkan akses pangan yang aman dan berkualitas melalui penguatan cadangan pangan nasional, terutama di tingkat petani, pembangunan infrastruktur, dan logistik pangan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Indonesia meyakini bahwa setiap negara, termasuk Indonesia, perlu menyediakan dan menyiapkan cadangan minimum pangan yang tidak hanya untuk satu negara, tetapi juga untuk negara lain. "Negara-negara perlu bekerja sama untuk saling menyiapkan cadangan pasokan pangan, sehingga kita dapat bertukar ketika sangat membutuhkan," kata dia.