Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggandeng Lembaga Perlindungan Anak (LPA) untuk melakukan "trauma healing" kepada siswa baik siswa di SDN Model maupun siswa SMPN 14 Mataram, setelah kejadian perusakan dinding SDN Model oleh siswa SMPN 14.
"Untuk pemulihan trauma anak-anak, tim dari LPA saat ini sedang berjalan melaksanakan kegiatan 'trauma healing' kepada siswa di dua sekolah itu," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri yang ditemui di sela kunjungan ke gedung SDN Model di Mataram, Senin.
Upaya "trauma healing" dilakukan sebagai langkah pemulihan mental anak-anak yang sempat terganggu akibat adanya kejadian perusakan dinding tembok SDN Model yang ada di lingkungan SMPN 14 Mataram oleh para siswa SMPN 14 Mataram pada Jumat (2/9-2022).
SDN Model atau dulunya terkenal dengan SD Internasional selama ini melaksanakan aktivitas belajar mengajar di SMPN 14 Seganteng sejak sekitar tahun 2015-2016, karena gedung yang ditempati saat itu bermasalah.
Karenanya, SDN Model kini sudah pindah dan menempati gedung baru belas gedung Universitas Terbuka (UT) di Mandalika, Kecamatan Sandubaya.
Gedung bekas UT yang akan ditempati SD Model saat ini sudah menjadi aset milik Pemerintah Kota Mataram. Pasalnya, dulu UT membangun gedung di atas lahan milik Pemerintah Kota Mataram dengan luas lahan sekitar 45 are dalam batas waktu tertentu sesuai perjanjian.
Perjanjian penggunaan lahan sudah habis, sehingga gedung UT diserahkan ke Pemerintah Kota Mataram, sedangkan mebel dan lainnya akan disumbangkan ke sejumlah yayasan dan gedung itu digunakan oleh SDN Model.
"Mulai hari ini tim dari LPA sudah melakukan kegiatan 'trauma healing' dengan mendatangkan psikolog," katanya.
Lebih jauh Alwan menilai, kejadian perusakan tembok pembatas SDN Model oleh siswa SMPN 14 itu merupakan musibah yang harus diselesaikan dan mencari solusi bersama-sama.
"Jangan sebaliknya mencari kesalahan, mari kita bergandengan tangan selesaikan masalah ini," katanya.