Mataram (ANTARA) - Kerusakan empat pagar Kantor DPRD Nusa Tenggara Barat akibat aksi unjuk rasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelar sejumlah elemen mahasiswa sejak beberapa hari terakhir ditaksir mencapai Rp100 juta.
"Kalau diperbaiki kebutuhan biayanya sekitar Rp 100 juta, untuk empat pintu gerbang. Nanti untuk biaya perbaikan masuk di anggaran pemeliharaan," kata Sekretaris DPRD NTB, Mahdi di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan empat gerbang kantor DPRD yang rusak ini sudah tidak bisa difungsikan lagi seperti biasa, sehingga akibat kerusakan itu dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan Kantor DPRD NTB.
"Paling keamanan kantor aja jadi terganggu, karena tidak ada pintu gerbang, sehingga jadi lebih terbuka," ucap Mahdi.
Selain empat pintu gerbang yang rusak dan dibongkar paksa oleh para mahasiswa, kata Sekwan, sejumlah tembok pembatas khususnya yang berada di depan Kantor DPRD NTB tidak luput jadi sasaran coret-coretan pengunjuk rasa.
"Kalau kaca pecah nggak ada. Yang penuh itu coret-coretan yang banyak. Ini kan harus kita cat ulang. Tetapi kalau biayanya ndak terlalu mahal, seperti perbaikan empat pintu gerbang," terangnya.
Mahdi berharap kepada para demonstran khususnya mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara bijak, tidak dengan cara-cara anarkis dengan melakukan pengerusakan fasilitas kantor.
"Harapan tidak anarkis, tetap kita akan menerima aspirasi yang disampaikan. Karena kita tidak bisa melarang mereka untuk aksi unjuk rasa," katanya.
Sebelumnya pada aksi mahasiswa yang digelar, Selasa (7/9) di warnai kericuhan antara aparat keamanan dan para mahasiswa. Bahkan, aparat pun sempat menyemprotkan air ke hadapan masa menggunakan mobil water canon.
Namun, aksi polisi tersebut dibalas mahasiswa dengan merusak dan membongkar pintu gerbang DPRD NTB yang berada di sisi sebelah selatan hingga copot dari posisinya semula.
Tak puas sampai di situ para mahasiswa pun sempat mengarak dan menginjak-injak pagar yang telah dibongkar tersebut.
Meski hujan turun, aksi mahasiswa tetap tidak bubar. Justru mereka tetap melakukan aksinya di tengah guyuran hujan.
Mereka juga tetap memaksa ingin masuk dalam gedung DPRD, namun tetap tidak diizinkan pihak keamanan.
Untuk meredam situasi itu, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda keluar menemui mahasiswa. Di hadapan mahasiswa, Isvie berjanji akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa kepada pemerintah pusat.
"Saya bersama adik-adik mahasiswa dalam perjuangan ini dan apa yang menjadi tuntutan akan saya kawal ke Jakarta," ujarnya di tengah hujan yang membasahi jalannya aksi unjuk rasa tersebut.