NTB GODOK REGULASI PENDIDIKAN SASTRA DI SEKOLAH

id

     Mataram, 22/5 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tengah menggodok regulasi yang mengatur keharusan pendidikan sastra untuk generasi muda penerus bangsa semenjak di bangku sekolah dasar.

     "Regulasinya masih digodok, belum rampung, meskipun sejumlah kalangan mendesak segera diterbitkan regulasi itu," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nusa Tenggara Barat (NTB) Rosiady Sayuti, di Mataram, Selasa.

     Ia mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan regulasi pendidikan sastra untuk generasi muda penerus bangsa semenjak di bangku Sekolah Dasar (SD), karena dunia sastra bukan hanya milik orang dewasa.

     Dunia sastra juga harus ditularkan kepada anak sejak dini, dan seorang anak harus dilatih mengenal dunia sastra, agar kelak tubuh dewasa dengan latar belakang pengetahuan sastra yang memadai.

     Pendidikan sastra juga diyakni dapat melatih kepekaan dan kehalusan perasaan seorang anak, sehingga dia akan tumbuh menjadi orang yang peduli dan peka terhadap permasalahan di tengah kehidupan bermasyarakat.

     "Regulasi untuk pendidikan sastra sejak usia dini itu, direncanakan dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub) dan kini masih dalam tahapan kajian dari berbagai aspek," ujarnya.

     Rosiady mengakui, dalam berbagai kesempatan menghadiri kegiatan bernuansa pendidikan, terutama yang ada kaitannya dengan seni dan budaya, tuntutan adanya regulasi yang mengatur pendidikan sastra selalu mengemuka.

     Karena itu, Pemerintah Provinsi NTB merasa terdorong untuk merampungkan regulasi tersebut, namun juga harus mempertimbangkan berbagai aspek agar tidak ada pihak yang mempersoalkannya.

     "Pemerintah juga berkewajiban mendukung kelestarian seni budaya, sehingga berupaya memfasilitasi pengembangan sastra di kalangan generasi muda penerus bangsa," ujarnya.

     Sementara itu, budayawan NTB yang juga penulis cerita anak Muhammad Safwan, mengatakan, pengembangan sastra bukan hanya di kalangan orang dewasa, tetapi juga untuk anak.

     Baginya, pendidikan sastra sangat baik jika dilakukan sejak anak masih kecil karena anak memiliki daya tangkap yang kuat.

     "Sastra di kalangan anak itu sangat penting, karena sastra dapat melatih kepekaan seorang anak terhadap lingkungannya,"ujar penulis kumpulan puisi Dari Negeri Seribu Masjid, dan Ayo Berbagi.

     Safwan mendorong Pemprov NTB untuk segera merampungkan Pergub tentang pendidikan sastra di sekolah, dan ia meyakini hal itu akan mampu memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dunia sastra di NTB, khususnya bagi anak-anak.

     Ia pun tidak menyalahkan pihak tertentu yang menilai regulasi pendidikan sastra terlalu memaksa keadaan.

     "Kalau ada yang bilang pergub tentang sastra itu memaksa, itu wajar saja. Namun, perlu diingat bahwa pendidikan terkadang harus sedikit memaksa agar dapat terlaksana sesuai harapan banyak orang," ujarnya. (*)