GAPOKTAN BINAAN BKP NTB KEMBANGKAN BISNIS BERAS KEMASAN

id

     Lombok Timur, 25/7 (ANTARA) - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengembangkan bisnis beras kemasan untuk meningkatkan pendapatannya.

     Kepala BKP NTB Hj. Husnanidiaty Nurdin, di Lombok Timur, Rabu, mengatakan bahwa beberapa gapoktan penerima dana Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) mengolah beras hasil panen para anggotanya menjadi beras kemasan untuk dipasarkan ke konsumen kalangan menengah atas.

     "Tidak hanya menjadi pemasok beras untuk kebutuhan pengadaan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) NTB, tetapi gapoktan binaan kami juga mengemas beras kualitas super untuk dijual ke pasaran dengan harga yang lebih tinggi," katanya ketika meninjau stok beras di gudang Gapoktan Tandur Rinjani, Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur.

     Ia menyebutkan jumlah gapoktan penerima dana LDPM sebanyak 42 lembaga. Seluruhnya mengembangkan bisnis penjualan beras yang diperoleh dari kelompok tani yang menjadi anggota gapoktan.

     Masing-masing LDPM memperoleh dana bantuan sosial dari Kementerian Pertanian sebanyak Rp227 juta yang dicairkan dalam dua tahap.

     Jumlah dana yang dicairkan pada tahap pertama, yakni pada fase penumbuhan senilai Rp150 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan gudang senilai Rp30 juta dan untuk pengadaan gabah dan beras serta biaya distribusi senilai Rp120 juta.

     Untuk dana yang dicairkan pada tahap kedua atau fase pengembangan pada tahun kedua senilai Rp75 juta yang dialokasikan seluruhnya untuk pengadaan gabah dan beras hasil produksi para anggota gapoktan.

     "Seluruh gapoktan penerima LDPM dibina selama lima tahun hingga benar-benar menjadi gapoktan mandiri. Setelah mandiri, baru kita hentikan pembinaan. Namun, tetap dikontrol oleh penyuluh pertanian lapangan yang menjadi pendamping," ujarnya.

     Ketua Gapoktan Tandur Rinjani M. Zulkurnia mengatakan bahwa pihaknya sangat terbantu dengan adanya dana bantuan sosial dari Kementerian Pertanian untuk pembangunan gudang penyimpanan gabah dan beras hasil produksi mereka.

     Selain itu, dana yang dikucurkan melalui BKP Provinsi NTB tersebut cukup membantu pengembangan usaha penjualan beras sehingga mereka bisa memperoleh penghasilan sampingan di luar kegiatan usahatani yang menjadi pekerjaan pokok.

     "Gapoktan Tandur Rinjani yang dulunya hampir bangkrut karena tertipu investor senilai Rp280 juta, namun kini bangkit lagi dengan adanya perhatian BKP NTB. Kami berkomitmen untuk bangkit lagi dan mengembangkan berbagai usaha, seperti industri dodol nanas dan budidaya lebah madu, selain bisnis beras," katanya.

(*)