FRAKSI GOLKAR: KETAHANAN PANGAN PERLU DIEVALUASI

id

     Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengatakan, ketahanan pangan yang diterapkan pemerintah saat ini perlu dievaluasi karena dewasa ini Indonesia sangat bergantung pada produk pangan impor.

     Data Badan Pusat Statistik Januari-Juni 2011 menyebutkan, impor pangan Indonesia mencapai 11,33 juta ton dengan nilai 5,36 miliar dolar AS atau setara dengan Rp45 triliun.

     "Hal ini sangat ironis, mengingat zaman Orde Baru, Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan swasembada pangan. Kita harus melakukan evaluasi serius terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional," kata Setya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

     Dia juga menyinggung masalah kenaikan harga kedelai yang disebutnya tak hanya disebabkan faktor eksternal, tetapi juga oleh faktor internal berupa permainan oleh importir kedelai yang selama ini menguasai impor kedelai.

     "Fraksi Golkar DPR RI khawatir sesungguhnya kenaikan harga kedelai saat ini sudah identik dengan praktik kartel," kata Novanto.

     Novanto mengatakan, untuk mencegah permainan segelintir importir itu, dalam jangka pendek pemerintah memberi kesempatan atau akses lebih kepada koperasi atau industri kecil dan menengah untuk mengimpor sendiri.

     Golkar, katanya, juga mendorong perlunya pembentukan Badan Otoritas Pangan untuk mendorong terciptanya sistem dan mekanisme distribusi yang adil dan merata serta menjamin ketersediaan dan stabilitas harga pangan.

     "Kelembagaan pangan yang ada saat ini tidak mampu menjamin ketersediaan dan stabilitas pangan yang terjangkau sehingga ke depan selalu muncul gejolak kenaikan harga pangan akibat pangan ditentukan oleh mekanisme pasar," kata Novanto.

(*)