BKP NTB PERBANYAK UMKM PRODUSEN TEPUNG SINGKONG

id

     Mataram, 10/7 (ANTARA) - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperbanyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi tepung singkong sebagai pengganti terigu yang bahan bakunya dari luar negeri.

     Kepala BKP Provinsi NTB Hj Husnanidiaty Nurdin, di Mataram, Jumat mengatakan, upaya peningkatan produsen tepung singkong sudah dilakukan sejak 2009 dengan menggandeng para kelompok wanita tani yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB.

     "Para kelompok wanita tani itu diberikan bantuan mesin untuk memproduksi tepung singkong. Jumlah mesin yang kami salurkan setiap tahun sekitar 30 unit, dan itu dilakukan sejak 2009. Pada 2012, ada 30 unit yang sudah disalurkan ke kelompok wanita tani," katanya.

     Menurut dia, penciptaan wirausaha yang memproduksi tepung singkong sebagai salah satu upaya pengembangan diversifikasi pangan dalam bentuk tepung-tepungan berbahan baku umbi-umbian.

     Pembinaan kelompok wanita tani produsen tepung singkong tersebut merupakan bagian dari Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui pemberdayaan kaum perempuan dalam memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan lokal dan sayuran.

     Husnanidiaty mengatakan, tepung dari umbi-umbian bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat aneka kue oleh para kelompok wanita tani atau menjualnya ke produsen kue yang sudah memanfaatkan bahan baku nonberas dan nonterigu.

     Kualitas dan rasa tepung singkong yang dihasilkan para kelompok wanita tani tidak jauh berbeda dengan tepung terigu yang berbahan baku gandum.

     BKP NTB sudah bekerja sama dengan para peneliti dari Universitas Mataram (Unram) untuk membina sejumlah kelompok wanita tani produsen tepung singkong sekaligus melakukan kajian dan perbaikan terhadap tepung singkong yang dihasilkan kelompok binaannya.

     "Dengan adanya pangan lokal dalam bentuk tepung singkong dan umbi jenis lainnya, bisa menggantikan posisi tepung terigu untuk membuat berbagai jenis kue," ujarnya.

     Selain memperoleh bantua alat produksi, kata dia, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan agar usaha yang digeluti bisa berkembang.

     Usaha ekonomi produktif tersebut diharapkan bisa terus berkembang sehingga bisa memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga wanita tani.

     "Tujuan utama dari upaya yang kami lakukan adalah bagaimana menumbuhkan "Aku cinta pangan lokal" di kalangan masyarakat. Dan itu terus kami dorong," ujarnya. (*)